RENUNGAN Minggu membahas soal adanya kekuatan-kekuatan yang melawan kebaikan.
Dikutip renunganlenterajiwa, ada saja orang-orang yang tidak tahan melihat perbuatan baik. Secara manusiawi tentunya kita akan merasa kecewa atau berkecil hati jika niat baik tersebut dipandang secara negatif.
Akibatnya, terkadang sikap tersebut memancing emosi kita. Karena, dipandang secara negatif oleh orang lain merupakan suatu hal yang menyakitkan dan memalukan, seolah-olah kita tidak dihargai.
Dalam Injil diceritakan tentang Yesus yang mengajar orang-orang Nazaret dalam Bait Allah.
Awalnya mereka membenarkan dan merasa heran dengan ajaran yang diberikan oleh Yesus, mengapa Ia bisa demikian padahal “bukankah Ia ini anak Yusuf?”.
Mendengar hal tersebut, lantas Yesus menegaskan beberapa hal yang membuat mereka menjadi sangat marah kepada-Nya. Yesus berbicara tentang Allah yang memilih janda kafir dari Sarfat dan Naaman, orang kusta dari Siria dan bukan janda-janda atau orang-orang kusta yang banyak di Israel.
Mereka marah kepada Yesus karena mereka hanya menanggapinya dengan hikmat manusia. Mereka melihat Yesus sebagai manusia biasa seperti mereka, yang tidak mungkin memiliki pengetahuan yang lebih. Mereka tetap tak mampu melepaskan pemikiran tersebut, sehingga sulit percaya kepada Yesus sebagai “seorang yang diurapi” diutus oleh Allah. Hal tersebut membuat Yesus pergi dan meninggalkan mereka untuk memberikan kasih kepada yang lain.
Kita perlu belajar dari Yesus; belajar sabar, setia, taat, mementingkan cinta kasih dalam setiap karya-Nya. Sejauh kita mengucapkan dan melakukan segala sesuatu dengan baik dan benar, maka kita harus siap menghadapi penolakan dari pihak mana pun.
Editor : Fabyan Ilat
Artikel Terkait