MANADO, iNEWSMANADO.ID – Renungan untuk minggu, 16 Maret 2025, mengambil tema dari pembacaan Kitab 2 Korintus 10:1, yang berbunyi: "Aku, Paulus, seorang yang tidak berani bila berhadapan muka dengan kamu, tetapi berani terhadap kamu bila berjauhan, aku memperingatkan kamu demi Kristus yang lemah lembut dan ramah."
Dalam renungan minggu ini dikutip dodokugmim, kita diajak untuk meneladani sikap Yesus Kristus yang penuh kelembutan dan keramahan, yang sangat relevan bagi kehidupan kita di tengah dunia yang serba cepat dan penuh informasi yang sering kali membingungkan. Yesus Kristus menunjukkan kasih-Nya yang tidak membedakan orang, bahkan kepada mereka yang sering terpinggirkan oleh masyarakat. Begitu pula dengan Paulus, yang meskipun memiliki otoritas spiritual yang besar, memilih untuk menegur dengan cara yang penuh kelembutan (Yun: *prautes*, rendah hati dan lemah lembut) serta keramahan (Yun: *epieikeia*, penuh pengendalian diri dan kebaikan hati).
Paulus menegur jemaat dengan penuh kasih, tidak untuk mempermalukan, tetapi untuk membangun. Pendekatan yang ia pilih bukanlah kelemahan, melainkan suatu bentuk kekuatan sejati yang dapat meredakan konflik dan menerangi kegelapan hati. Keteladanan Yesus Kristus menjadi dasar dari cara Paulus berbicara—lemah lembut, penuh kerendahan hati, dan penuh pengendalian diri. Oleh karena itu, setiap teguran yang disampaikan oleh Paulus bukan untuk keuntungan pribadi, tetapi demi Kristus, yang mengajarkan kita bahwa kebenaran harus dibagikan dengan kasih, bukan dengan kekuasaan.
Di dunia digital saat ini, gereja dihadapkan pada tantangan besar dalam mengajarkan nilai-nilai Kristus. Dalam riuhnya informasi yang saling bertentangan, kita dipanggil untuk menegakkan kebenaran dengan cara yang penuh kasih dan kerendahan hati. Dalam dunia maya yang sering kali penuh dengan opini yang terburu-buru, bagaimana kita bisa mencapai hati yang luka dan sesat? Jawabannya ada pada kelembutan, keramahan, dan pengendalian diri yang telah diajarkan Yesus. Kita dipanggil untuk membagikan kebenaran dengan penuh kasih, bukan untuk menghakimi atau memaksakan pandangan kita.
Editor : Fabyan Ilat
Artikel Terkait