JAKARTA, iNewsManado.id – Tingkat literasi penduduk Indonesia menunjukkan tren positif, meningkat dari 92% pada 2009 menjadi 96% pada 2024.
Provinsi Sulawesi Utara mencatatkan prestasi tertinggi dengan angka melek aksara mencapai 99,75%, bahkan melampaui tingkat literasi ibu kota Jakarta. Capaian ini mencerminkan keberhasilan peningkatan kualitas pendidikan dan akses terhadap fasilitas literasi di daerah tersebut.
Melek aksara (atau literasi) merujuk pada kemampuan membaca, menulis, dan mengaplikasikan bahasa dalam kehidupan sehari-hari. Konsep ini tidak hanya terbatas pada pemahaman teks, tetapi juga mencakup keterampilan komunikasi, analisis, serta partisipasi aktif dalam masyarakat. Kebalikannya, buta huruf (tuna aksara) masih menjadi tantangan di beberapa wilayah dunia, seperti Asia Selatan, Timur Tengah, dan Afrika (40-50%), sementara Asia Timur dan Amerika Selatan mencatat tingkat buta huruf sekitar 10-15%.
Menurut UNESCO, melek aksara didefinisikan sebagai kemampuan untuk:
1. Mengidentifikasi, memahami, dan menerjemahkan konten teks tertulis.
2. Mengekspresikan ide melalui tulisan dan komunikasi verbal.
3. Menggunakan keterampilan tersebut untuk berpartisipasi dalam masyarakat, mengembangkan potensi diri, dan mencapai tujuan hidup.
Kemampuan literasi menjadi fondasi penting dalam pengembangan sumber daya manusia. Selain membuka akses pengetahuan, literasi memungkinkan individu berkontribusi secara produktif dalam pembangunan sosial-ekonomi. Peningkatan angka melek aksara di Indonesia, khususnya di Sulawesi Utara, menunjukkan komitmen pemerintah dalam memperluas pendidikan inklusif dan meratakan kesempatan belajar.
Editor : Fabyan Ilat
Artikel Terkait