JAKARTA, iNews.id – Polemik ditolaknya Ustaz Abdul Somad (UAS) masuk ke negara Singapura, ditanggapi beragam di Indonesia.
Terkait hal itu, Wakil Ketua DPD, Sultan B Najamudin angkat bicara. Dia meminta pemerintah Singapura juga mengusir koruptor asal Indonesia yang berlindung di negara tersebut.
BACA JUGA: Astaga! Kecelakaan Pesawat China Eastern Tewaskan 123 Penumpang Ada Unsur Kesengajaan
Pada prinsipnya, dia menghormati sikap otoritas Singapura untuk menerima sekaligus menolak siapa pun yang hendak berkunjung ke sana.
Karena, hal itu merupakan hak kedaulatan setiap negara yang patut dipahami dan terima dengan besar hati oleh semua pihak.
"Namun sebagai negara serumpun, kami harus mengatakan bahwa penolakan terhadap UAS adalah sikap yang berlebihan," kata Sultan pada Rabu (18/5/2022).
BACA JUGA: Terungkap! Ini Alasan Ustaz Abdul Somad Dilarang Masuk Singapura
Menurutnya, penguatan hubungan bilateral Indonesia - Singapura yang dilengkapi dengan perjanjian ekstradisi pelaku kejahatan telah diterjemahkan secara liar oleh Singapura dengan apa yang mereka sebut sebagai ekstremis.
Namun, di sisi lain, hingga saat ini sejumlah nama koruptor 'kakap' berikut asetnya tercatat masih bersembunyi dan disembunyikan di Singapura.
Sultan pun mempertanyakan sikap pemerintah Singapura yang hingga saat ini tidak mengusir para pelaku kejahatan keuangan tersebut. "Kami ingin otoritas Singapura bisa berlaku adil dan berkomitmen memenuhi perjanjian ekstradisi terhadap para pelaku korupsi dan asetnya yang disimpan di sana. Jangan menerapkan standar ganda dalam memperlakukan pengunjung WNI dengan penilaian yang tidak adil," ujar dia.
Lebih lanjut, Sultan mendorong pemerintah Indonesia untuk menyampaikan nota protes kepada perwakilan otoritas singapura di Jakarta. Penolakan terhadap UAS oleh Singapura justru akan mengganggu hubungan kedua negara yang notabene merupakan rumpun melayu.
"Penolakan Singapura ini akan menjadi stigma bagi merugikan UAS di mata dunia internasional. Padahal tidak terdapat vonis pengadilan atau rekomendasi lembaga internasional yang menyatakan beliau memiliki reputasi ekstremis yang berbahaya," tuturnya.
Editor : Fabyan Ilat
Artikel Terkait