Kisah Etnik Borgo di Manado, Kawin Campur 1 Abad dan Pengaruhi Karakter Orang Sulawesi Utara

Norman Octavianus
Tarian Katrili. Tarian ini merupakan warisan etnik Borgo di Manado. Foto/Istimewa

Etnik Borgo di Manado pernah mendapatkan gak istimewa dari pemerintah Belanda dengan tidak membayar pajak. Hak istimewa itu mereka peroleh hingga tahun 1919.

Jumlah etnik Borgo di Manado pada tahun 1854 sekira 1.043 jiwa. Pada tahun 1921, etnik Borgo di Manado bertumbuh pesat dan mencapai 11.516 jiwa. Etnik Borgo di Manado berbaur dengan sejumlah etnik masyarakat yang bermigrasi ke Manado dari Jawa, Maluku, Flores dan Banjar. Bahkan, terjadi kawin campur. 

Hal menarik lainnya yang diwariskan etnik Borgo di Manado hingga saat ini adalah dengan cara bisa yang terbuka (berterus-terang) dalam menyatakan pendapat, mudah beradaptasi alias bergaul, percaya diri dan berpenampilan Parlente. Kebiasaan ini jadi turun-temurun diadopsi dan jadi budaya dan karakter orang Sulawesi Utara pada umumnya. 

Etnik Borgo di Manado juga mewariskan sejumlah tradisi budaya yang terus terjaga hingga saat ini, yakni, tradisi mekiwuka, tradisi tarian katrili dan tradisi figura.

Tradisi mekiwuka adalah upacara taong baru yang pada pelaksanaannya, etnik Borgo memohon berkat kepada Tuhan menjalani tahun baru. Tradisi mekiwuka dilaksanakan pada 31 Desember dan juga dirangkaikan dengan lantunan musik serta dengan berjabat tangan ke tetangga dan pemerintah setempat.

Editor : Fabyan Ilat

Halaman Selanjutnya
Halaman : 1 2 3

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network