Nyeri pada Tulang Belakang, Cegah Osteoporosis dengan Rutin Konsumsi Makanan Sehat

Vien Dimyati
Nyeri pada tulang belakang. (Foto ilustrasi: istimewa)

JAKARTA, iNews.idOsteoporosis merupakan salah satu kondisi berkurangnya kepadatan tulang akibat kebutuhan nutrisi yang tidak mencukupi. Kondisi ini akan membuat tulang menjadi keropos dan mudah patah.

Maka itu, penting untuk menjaga kesehatan tulang dengan mengonsumsi makanan bernutrisi tinggi. Dengan memiliki tulang yang sehat, Anda bisa terhindar dari risiko osteoporosis di usia tua.

Dokter Spesialis Orthopedi dan Traumatologi dari Universitas Indonesia, dr. Omar Lutfi, Sp.OT mengatakan, agar tulang kuat harus dijaga saat usia muda dengan kecukupan nutrisi, kalsium, vitamin D.

“Kemudian dijaga dengan sering berolahraga dan menghindari faktor-faktor lainnya yang bisa menyebabkan osteoporosis. Misalnya merokok, minum alkohol, itu kebiasaan yang kurang baik dan bisa membuat tulang keropos,” kata dr Omar dikutip dari Talk to the Expert yang digelar Spine Center RS Premier Bintaro, Jumat (3/9/2021).

Sejak usia muda sampai 30 tahun-an, setiap orang disarankan untuk menabung tulang. Pasalnya, dengan beraktivitas yang bagus, makan yang bagus, kepadatan tulang akan tinggi.

Lihat juga: Ini Curhatan Ibu yang Digugat Anaknya yang Dikuliahi Sampai S3 hingga Jadi PNS

Dokter yang tergabung dalam Perhimpunan Dokter Spesialis Orthopaedi & Traumatologi Indonesia (PABOI) itu menjelaskan puncak kepadatan tulang terjadi saat seseorang berusia 20 - 30 tahun dan akan berkurang setelah usia 35 tahun.

"Setelah di atas usia 35 tahun biasanya kepadatan tulang akan mulai berkurang. Tetapi bila saat muda kepadatannya bagus, pada umumnya ketika tua kita tabungannya masih banyak," ujar dr Omar.

Kenali Keluhan Tulang Belakang

Rasa sakit pada tulang belakang kerap menjadi keluhan masyarakat. Keluhan biasa muncul mulai dari gejala ringan hingga rasa sakit yang luar biasa, bahkan pada sejumlah kasus menyebabkan kecacatan pada bentuk tulang belakang. Gangguan tulang belakang memang tidak bisa diabaikan.

Pada tingkat diagnosa tertentu, gangguan tulang belakang harus diatasi dengan tindakan operatif. Namun, masyarakat beranggapan tindakan operasi pada tulang belakang dapat mengakibatkan luka bekas operasi yang signifikan, dan membutuhkan masa recovery yang lama.

Maka bisa dipahami saat ini banyak anggota masyarakat dengan keluhan tulang belakang masih merasa khawatir jika harus mengikuti tindakan operasi bedah tulang belakang di rumah sakit.

Lihat juga: Ini 5 Makanan yang Baik Dikonsumsi untuk Kesehatan Usus

dr. Omar Lutfi, Sp.OT, Spesialis Bedah Orthopaedi Spine RS Premier Bintaro, Jakarta Selatan mengatakan, saat ini kemajuan teknologi begitu pesat. Tindakan pembedahan pada tulang belakang bisa dilakukan dengan metode minimal invasif, yang merupakan metode terkini untuk mengatasi masalah pada tulang belakang.

"Masyarakat yang memiliki keluhan pada tulang belakang, jika harus diikuti dengan tindakan operasi, mereka tidak perlu takut. Karena sekarang sudah ada bedah tulang belakang dengan metode minimal invasif. Salah satunya dengan teknik endoskopi," kata dr Omar.

Menurutnya, teknik pembedahan ini hanya membutuhkan sayatan kecil selebar 8 mm hingga 1 cm saja. Bekas luka yang dtinggalkan hasil operasi juga sangat minim. Pasien pun bisa menjalani layanan One Day Care, atau bisa pulang beberapa jam setelah operasi.

"Tingkat keberhasilannya pun cukup tinggi, di angka 90%-95%," kata dr Omar.

Lihat juga: Ini 3 Pantangan Makanan Penderita Kanker Prostat yang Harus Dihindari

 

Editor : Norman Octavianus

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network