MANADO, iNews.id - Menteri asal Manado telah ada sejak kabinet pertama Presiden Soekarno pada pascakemerdekaan.
Sejumlah menteri asal Manado pernah menduduki jabatan strategis di kabinet dalam perjalanan negara Indonesia.
Menteri asal Manado selain yang diangkat dan berkarier didaerah, ada juga yang memiliki ikatan darah ayah dan ibu yang berasal dari Manado, Sulawesi Utara.
Hampir setiap masa Presiden yang berganti berkali-kali, menteri asal Manado selalu mendapat tempat didaftar kabinet.
Berikut daftar menteri asal Manado di Indonesia yang dikutip iNewsManado dari berbagai sumber, Rabu (22/6/2022) :
1 Frits Laoh dan Herling Laoh
(F: Wikipedia/Istimewa)
Frits Laoh lahir di Minahasa, Sulawesi Utara, 25 Desember 1888 – meninggal di Jakarta, 18 Juni 1961 pada umur 72 tahun.
Frits Laoh menjabat sebagai Menteri Perhubungan Indonesia pada Kabinet Burhanuddin Harahap (12 Agustus 1955 - 24 Maret 1956)
Herling Laoh merupakan saudara kandung Frits Laoh.
Herling lahir pasa 3 Agustus 1905 dan meninggal pasa 15 Maret 1970.
Herling Laoh adalah birokrat Indonesia yang pernah menjabat Menteri Perhubungan Indonesia ke-5 dalam asa jabatan
4 Agustus 1949 – 20 Desember 1949 di Kabinet Soekarno.
2 Arnoldus Isaac Zacharias Mononutu
(F: Wikipedia/Istimewa)
Dia dikenal dengan panggilan Arnold Mononutu.
Lahir Desember 1896 dan meninggal 5 September 1983.
Arnold Mononutu pernah menjabat sebagai Menteri Penerangan, anggota Majelis Konstituante, dan rektor Universitas Hasanuddin.
Selain itu ia adalah Duta Besar Indonesia pertama untuk Tiongkok dan tercatat sebagai pahlawan nasional.
3 Alexander Andries Maramis
(F: Wikipedia/Istimewa)
Alexander Maramis lebih dikenal dengan A.A. Maramis lahir pada 20 Juni 1897 dan meninggal pada 31 Juli 1977. AA Maramis adalah pejuang kemerdekaan Indonesia dan pahlawan nasional.
Dia pernah menjadi anggota BPUPKI dan KNIP. Ia juga pernah menjadi Menteri Keuangan Indonesia dan merupakan orang yang menandatangani Oeang Republik Indonesia pertama. Keponakan Maria Walanda Maramis ini menyelesaikan pendidikannya di bidang hukum pada tahun 1924 di Belanda.
Editor : Fabyan Ilat
Artikel Terkait