MANADO, iNewsManado.id - Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) melaksanakan kegiatan Buka Puasa Bersama di Pondok Pesantren (Ponpes) Darul Istiqomah dengan mengundang 700 anak santri dari seluruh pesantren yang ada di Kota Manado.
Buka puasa bersama itu merupakan bagian dari program “Ramadhan Berkah Bersama Insan Bank Indonesia" (Rabbani) dengan rangkaian kegiatannya antara lain Kajian Tarawih, Lintas Nusantara, Kajian Anak Ramadan, Kunjungan ADG ke pesantren dan buka Bersama.
Kegiatan Rabbani merupakan upaya Bank Indonesia untuk selalu hadir di setiap makna Indonesia, dengan menyambut bulan suci Ramadan melalui berbagai kegiatan sinergi dengan pesantren dan masjid di Sulawesi Utara.
Kepala KPw BI Sulut Andry Prasmuko dalam sambutannya mengatakan kegiatan Rabbani ini merupakan Upaya Bank Indonesia untuk selalu hadir dalam menyambut bulan suci Ramadhan sekaligus dirangkaikan dengan edukasi Cinta Bangga Paham (CBP) Rupiah sebagai rangkaian kegiatan CBP Goes to Pesantren, QRIS, dan Eksyar serta penyerahan PSBI ke mesjid Nurul Jariah dan Taman Mapanget Manado.
Dalam rangka pengembangan edukasi Rupiah yang tidak hanya terbatas pada edukasi. Namun, terkait juga dengan keaslian dan merawat fisik uang itu untuk tetap mencakup peran Rupiah sebagai simbol dan identitas bangsa serta fungsi Rupiah dalam perekonomian secara menyeluruh.
"Untuk itu, Bank Indonesia melakukan pemantapan dalam fokus edukasi Rupiah pada tiga aspek utama yaitu Cinta, Bangga, Paham (CBP) Rupiah,” ujar Andry Prasmuko, Jumat (15/3/2024).
CBP Rupiah, menurut Andri, merupakan perluasan edukasi Rupiah yang tidak hanya terbatas pada edukasi terkait keaslian Rupiah (3D – Dilihat Diraba Diterawang) dan cara merawat Rupiah (5T – Tidak Melipat, Tidak Mencoret, Tidak Meremas, Tidak Membasahi, Tidak Men-staples). Namun, mencakup peran Rupiah sebagai simbol dan identitas Bangsa serta fungsi Rupiah dalam perekonomian secara menyeluruh.
“Kami dari Bank Indonesia mendorong masyarakat untuk mengoptimalkan transaksi pembayaran secara non-tunai, diantaranya QRIS, memperluas kehadiran Bl-FAST termasuk kanal layanan dan akseptasi masyarakat, serta mendorong Penyedia Jasa Pembayaran (PJP) untuk mempersiapkan infrastruktur guna menghadapi peningkatan transaksi di bulan Ramadan dan Idul Fitri 1445 H,” tuturnya.
Sejalan dengan itu, BI menempuh langkah strategis guna memastikan kelancaran sistem pembayaran non tunai. BI memastikan kesiapan (ketersediaan dan keandalan) sistem dan layanan kritikal BI, untuk menjamin keberlangsungan operasional sistem pembayaran yang diselenggarakan Bl (tunai dan non-tunai) termasuk memantau sistem peserta dalam memberikan pelayanan transaksi pembayaran.
"Ramadan Idul Fitri maupun hari-hari besar lainnya merupakan momen bagi masyarakat untuk membelanjakan Rupiah," ujar Andry.
Di Ramadan Idul Fitri ini, Bank Indonesia mengajak masyarakat untuk berperilaku belanja bijak dan mencermati ciri-ciri keaslian Uang Rupiah dengan senantiasa menerapkan 3D (dilihat, diraba dan diterawang).
“Belanja bijak diwujudkan dengan belanja sesuai kebutuhan, untuk tidak berlebihan, memastikan kualitas setara dengan harga, dan tidak menimbun pembelian. Dimana belanja produk dalam negeri, khususnya produk UMKM, kita bisa mengalokasikan dana secara tepat guna berhemat dan menabung,” kata Andry.
Tema Ramadan/ldul fitri yang diusung tahun ini merefleksikan ajakan suapaya “Semarak Rupiah Ramadan dan Berkah Idulfitri” (SERAMBI) adalah cara bijak kita untuk menggunakan Rupiah di bulan penuh berkah ini.
Turut hadir dalam kegiatan tersebut pimpinan Pondok Pesantren Darul Istiqomah, Pimpinan Pondok Pesantren Assalam, Pimpinan Pondok Pesantren AI Khairat, Pimpinan Pondok Pesantren Karya Pembangunan, Almukaram pemberi Tausiyah, Bapak KH. Muyassir Arif, Mpd, KH. Junaidi Abuhuraerah, Lc. KH. Mashar Kinontoa, KH. Syarif Azhar, Lc. Ust. Rambli Abbas, serta bapak dan Ibu pengasuh serta anak-anak santri.
Editor : Subhan Sabu