MELBOURNE, iNews.id – Kota Melbourne, Australia telah menggeser ibu kota Argentina, Buenos Aires, sebagai pemegang rekor kota dengan hari-hari paling banyak dihabiskan di bawah penguncian (lockdown) Covid-19, demikian dilaporkan media Negeri Kanguru di tengah lonjakan kasus virus corona.
ABC melaporkan, penduduk Melbourne menjalani hari ke-245 mereka di bawah pembatasan pada Minggu (3/10/2021) malam, menambahkan bahwa sekarang ini merupakan penguncian kumulatif terpanjang untuk kota mana pun di dunia.
Buenos Aires berada di bawah penguncian terus menerus antara Maret dan November 2020. Penguncian ini kemudian diikuti oleh lockdown singkat selama 10 hari pada Mei 2021, yang membuat kota itu total 244 hari di bawah penguncian Covid-19.
Melbourne, kota terpadat kedua di Australia, telah melakukan enam penguncian sejak awal pandemi pada 2020, yang masing-masing berlangsung antara lima dan 111 hari, menurut laporan ABC.
Pembatasan saat ini akan berakhir pada 26 Oktober, yang berarti penduduk setempat dapat menghabiskan total 267 hari di bawah penguncian. Penguncian terbaru ini belum tentu merupakan yang terakhir mengingat Negara Bagian Victoria saat ini sedang berjuang melawan lonjakan infeksi Covid-19.
Peningkatan harian di Victoria melonjak melewati 1.000 kasus baru Covid-19 pekan ini. Pihak berwenang mengatakan lebih banyak orang terinfeksi karena pesta terlarang, barbekyu, dan pertemuan sosial lainnya selama Grand Final Liga Sepak Bola Australia.
Sebanyak 1.220 kasus baru yang ditularkan secara lokal tercatat di negara bagian itu pada Sabtu (2/10/2021).
Perdana Menteri Victoria Daniel Andrews dikutip oleh media mengatakan bahwa penguncian dapat diperpanjang lebih lanjut jika kasus meningkat lebih cepat dari yang diproyeksikan.
Warga Australia yang tidak puas mengadakan beberapa protes besar menentang penguncian di Melbourne dan kota-kota lain, di mana mereka bentrok dengan polisi. Beberapa politisi juga mengkritik pembatasan yang tampaknya tidak pernah berakhir.
Bendahara Australia Josh Frydenberg mengecam penguncian Melbourne pada Rabu. “Orang-orang sudah muak. Orang-orang kehabisan akal. Mereka ingin anak-anak mereka kembali ke sekolah. Mereka ingin bisnis dibuka kembali,” katanya, seperti dikutip surat kabar The Age.
Editor : Fabyan Ilat
Artikel Terkait