JAKARTA, iNews.id – Tim Direktorat Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri mengungkap empat kasus tindak pidana narkoba dengan total 16 tersangka, dengan barang bukti berupa 44 Kilogram (Kg) ganja, 29 Kg sabu dan 1.500 butir ekstasi.
"Mulai tanggal 25 Agustus sampai 28 September, ada empat kasus. Semuanya sejauh ni kami sedang dalami apakah ada keterkaitan sebagai suatu jaringan atau tidak," kata Direktur Tipid Narkoba Bareskrim Polri Brigjen Krisno Halomoan Siregar dalam jumpa pers dikantornya, Jakarta Selatan, Senin (4/10/2021).
Krisno memaparkan, kasus pertama saat pengungkapan di kawasan Cikupa, Kabupaten Tangerang, yang bekerjasama dengan Bea Cukai. Pada hal ini, petugas amankan barang bukti sebesar 500 gram sabu dan 200 butir ekstasi.
"Dari tersangka tiga orang jaringan ini, semua dari pengembangan kami kami terima dari Bea Cukai kami pengembangan dan berhasil menangkap tiga orang inisial PSP, P dan SR," ujar Krisno.
Kemudian kasus kedua, dengan tempat kejadian perkara di Utan Kayu, Jakarta Timur dengan satu tersangka yang merupakan seorang tukang antar kurir online, AS.
"Barbuk 1.300 butir ekstasi atau beratnya 532,96 gram bruto. Tersangka yang ditangkap 1 AS. Pekerjaan karyawan swasta dia adalah tukang antat kurir online atau ojek online dan kami sedang cari pengendalinya inisial PCB yang kendalikan yang bersangkutan," papar Krisno.
Ketiga, petugas menyita 47 kilogram ganja dari jaringan Mandailing Natal dan Padang. Tujuh orang tersangka diamankan di Bogor, Jawa Barat.
"Dan tersangka diamankan ditangkap tujuh orang kami bekerjasama dengan Polda Sumbar untuk tangkap pengendalinya jadi tujuh orang dan kami masih terus kembangkan untuk sumber dari ladang mana ini berasal . Semiga kami dapat tuntaskan hal tersebut," ucap Krisno.
Dan yang terakhir, polisi menyita 29 kilogram sabu dan menangkap lima orang tersangka. Hal itu setelah aparat melakukan pengawasan terhadap terduga mulai dari wilayah Sumatera.
"Dimana kami lakukan pembuntutan dari Pulau Sumatera sampai dengan terakhir di salah satu hotel daerah Serang kami menangkap dua orang tsk R dan WMP dan penerimanya di Jakarta hotel NHF, dan pengendalinya di Aceh inisial HS. Kami kerjasama dengan Polda Aceh, dan terkahir kami tangkap pengendali di Jakarta inisial E," kata Krisno.
"Dan kami terus kembangkan karena HS ini kami duga adalah, yang selama ini kendalikan untuk transportasi dari Aceh. Dan keterangannya dari Malaysia kami masih dalami kerjasama dengan rekan kami dari PDRM untuk pengembangannya," sambung Krisno.
Atas perbuatannya, mereka disangka melanggar pasal Primair Pasal 114 ayat (2) UU RI Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika. Dan subsidair Pasal 112 Ayat (2) UU RI Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika.
Editor : Fabyan Ilat
Artikel Terkait