RENUNGAN Minggu 22 Mei 2022 membahas mengenai amanat Tuhan tentang kasih kepada sesama. Renungan Minggu kali ini mengambil bahan bacaan dalam Kitab Injil Yohanes 14 ayat 23-29 dengan judul Yesus menjanjikan Penghibur.
Di dalam pembacaaan Alkitab tersebut, Yesus kepada salah satu muridnya berkata tentang kasih kepada sesama. Yesus menyatakan, kasih kepada sesama sama artinya kasih kepada dirinya.
BACA JUGA: Astaga! Ketersedian Pangan Menipis, Pemerintah Sri Lanka Sebut Rakyat Akan Kelaparan
Dikutip berbagai sumber, refeleksi pembacaan Alkitab di atas dicontohkan dengan seseorang ingin pindah rumah.
Apa yang akan terjadi apabila kita suatu saat pindah rumah dan tinggal di pulau lain dalam waktu yang lama? Mau tidak mau, kita menyesuaikan diri dengan adat kebudayaan ditempat baru tersebut. Pelan-pelan kita belajar bahasa daerahnya, menikimati makanan khasnya dan mengikuti kebiasaan-kebiasaan yang berlaku. Setelah sekian lama tinggal di tempat itu, secara tidak disadari kita sudah berubah entah dalam bertutur kata, bertingkah laku, gaya berpakaian, menilai suatu persoalan maupun dalam bergaul dalam masyarakat. Jadi, tempat di mana kita tinggal memengaruhi diri kita.
Bacaan injil hari ini berbicara mengenai tinggal dalam kasih Tuhan. Dikatakan bahwa jika kita mengasihi Yesus Kristus, Bapa akan mengasihi kita. Yesus dan Bapa bahkan akan tinggal dalam diri kita. Betapa keseluruhan hidup dan diri kita akan diubah menjadi penuh kasih apabila kita tinggal dalam kasih Tuhan tersebut.
Yesus menjanjikan bahwa kita akan menikmati damai sejahtera yang tidak diberikan oleh dunia. Hati kita tidak akan dikuasai oleh kegelisahan dan kegentaran. Injil hari ini mengajak agar kita mau dan berani tinggal dalam kasih Tuhan Yesus. Bagaimana caranya agar kita dapat tinggal dalam kasih Tuhan?
Tidak lain seperti yang Yesus sabdakan sendiri yaitu dengan cara mengasihi Dia. Mengasihi Yesus secara konkret kita wujudkan melalui kasih kepada sesama di sekitar. Ketika memberi makanan atau minuman bagi orang yang lapar dan haus, kita sebenarnya sedang memberi makan dan minum Yesus sendiri.
Ketika mengunjungi orang yang sakit dan menolongnya, kita juga sedang mengunjungi Yesus. Dengan cara demikian, kita tinggal dalam kasih Tuhan.
Namun ada banyak halangan untuk bisa tinggal dalam kasih Tuhan. Dendam, keegoisan dan berbagai nafsu dalam diri menjauhkan kita dan kasih Tuhan. Bila menurutinya, hati kita sebenarnya kemudian menjadi penuh kegelisahan dan kekawatiran.
Untuk itu, marilah kita berjuang untuk dapat tinggal dalam kasih Tuhan.
Pada saat ini, kita masih dalam masa Paskah. Pada akhir bacaan Injil hari ini, kita dikuatkan untuk membangun pengharapan bahwa Kristus sendiri akan datang kembali dan membawa kita pada kemuliaan bersama-Nya.
Selama menantikan kedatangan-Nya kembali, kita dipanggil untuk tinggal dalam kasih. Dengan tinggal dalam kasih, kita akan berbicara, berpikir, mengambil pilihan dan bertindak dengan penuh kasih.
Editor : Fabyan Ilat
Artikel Terkait