“Kami dari Bank Indonesia mendorong masyarakat untuk mengoptimalkan transaksi pembayaran secara non-tunai, diantaranya QRIS, memperluas kehadiran Bl-FAST termasuk kanal layanan dan akseptasi masyarakat, serta mendorong Penyedia Jasa Pembayaran (PJP) untuk mempersiapkan infrastruktur guna menghadapi peningkatan transaksi di bulan Ramadan dan Idul Fitri 1445 H,” tuturnya.
Sejalan dengan itu, BI menempuh langkah strategis guna memastikan kelancaran sistem pembayaran non tunai. BI memastikan kesiapan (ketersediaan dan keandalan) sistem dan layanan kritikal BI, untuk menjamin keberlangsungan operasional sistem pembayaran yang diselenggarakan Bl (tunai dan non-tunai) termasuk memantau sistem peserta dalam memberikan pelayanan transaksi pembayaran.
"Ramadan Idul Fitri maupun hari-hari besar lainnya merupakan momen bagi masyarakat untuk membelanjakan Rupiah," ujar Andry.
Di Ramadan Idul Fitri ini, Bank Indonesia mengajak masyarakat untuk berperilaku belanja bijak dan mencermati ciri-ciri keaslian Uang Rupiah dengan senantiasa menerapkan 3D (dilihat, diraba dan diterawang).
“Belanja bijak diwujudkan dengan belanja sesuai kebutuhan, untuk tidak berlebihan, memastikan kualitas setara dengan harga, dan tidak menimbun pembelian. Dimana belanja produk dalam negeri, khususnya produk UMKM, kita bisa mengalokasikan dana secara tepat guna berhemat dan menabung,” kata Andry.
Tema Ramadan/ldul fitri yang diusung tahun ini merefleksikan ajakan suapaya “Semarak Rupiah Ramadan dan Berkah Idulfitri” (SERAMBI) adalah cara bijak kita untuk menggunakan Rupiah di bulan penuh berkah ini.
Turut hadir dalam kegiatan tersebut pimpinan Pondok Pesantren Darul Istiqomah, Pimpinan Pondok Pesantren Assalam, Pimpinan Pondok Pesantren AI Khairat, Pimpinan Pondok Pesantren Karya Pembangunan, Almukaram pemberi Tausiyah, Bapak KH. Muyassir Arif, Mpd, KH. Junaidi Abuhuraerah, Lc. KH. Mashar Kinontoa, KH. Syarif Azhar, Lc. Ust. Rambli Abbas, serta bapak dan Ibu pengasuh serta anak-anak santri.
Editor : Subhan Sabu
Artikel Terkait