RENUNGAN Minggu membahas bacaan Alkitab MATIUS 11:25-30 dikutip alkitabmobilesabda.
Nas: "Sebab gandar yang Kupasang itu menyenangkan dan beban-Ku pun ringan." (Matius 11:30)
Enak dan Ringan
Di suatu acara TV beberapa pemuka agama dan tokoh masyarakat membincangkan topik sensitif sekitar agama.
Seorang peserta berbicara dengan berani dan terbuka. Menurutnya, agama itu pembawa damai. Sepatutnya, orang beragama itu tidurnya nyenyak, makannya enak.
Disenangi dan menyenangi orang. Tampak beberapa tokoh radikal wajahnya tunduk memerah.
Pada zaman Yesus hidup di Palestina, kaum pemuka agama menjadi guru yang menyesatkan masyarakat.
Mereka menampilkan Taurat sebagai aturan mengikat dengan penjabaran yang ketat, tanpa penjiwaan.
Misalnya, aturan Sabat yang membikin orang kehilangan akal sehat (Mat. 12:9-15a). Ironisnya, mereka cuma mengajarkan tanpa kesediaan mengamalkannya-ibarat membebani bahu orang lain sementara diri sendiri enggan memikulnya (Mat. 23:4). Yesus tampil beda. Dia memanggil orang belajar pada-Nya (ay. 28-29). Sebab-seperti lembu "senior" memikul gandar di samping lembu muda yang sedang belajar membajak-justru Dialah pemikul bagian terbesar dari beban aturan agama. Sisanya baru menjadi bagian kita.
Kita diajari melawan godaan dosa? Tentu saja. Namun, beban terberat kutukan dosa atas umat manusia Yesus pikul sendiri di kayu salib Golgota. Kita dititahkan untuk mengasihi? Ya. Namun Dia mengasihi kita terlebih dahulu. Disuruh berdoa? Ya. Namun sekian menit doa kita dalam sehari tak sebanding dengan kesediaan-Nya berdoa 24 jam sehari bagi kita-terutama di saat kita lemah (Rm. 8:26). Disuruh taat? Ya. Padahal ketaatan sempurna Dia peragakan demi kita (Ibr. 5:7-9). Syukur atas anugerah-Nya, Yesus mengambil jatah terberat supaya pikulan kita ringan adanya. --PAD/www.renunganharian.net
Editor : Fabyan Ilat
Artikel Terkait