"Pada BIAS 2023, capaian imunisasi HPV di Sulut pada pemberian dosis pertama baru di angka 80 persen, masih di bawah target nasional di angka 90 persen. Untuk mencapai perlindungan yang kuat dalam komunitas, cakupan dan pemerataan imunisasi perlu dilakukan," ujar dr.Gysje.
Namun kata dia, sejumlah tantangan masih dihadapi, di antaranya belum optimalnya kolaborasi antar sektor, informasi yang kurang tepat terkait imunisasi HPV, serta kekhawatiran dan keengganan yang masih dirasakan para orang tua.
"Kami mengimbau kepada segenap masyarakat khususnya di wilayah Sulut untuk mau mencari tahu informasi yang akurat seputar imunisasi HPV, sehingga dapat mengatasi keraguan dan siap berpartisipasi dalam program BIAS yang akan datang. Karena imunisasi merupakan hak setiap anak Indonesia," jelasnya.
Menurut temuan UNICEF dan AC Nielsen pada kuartal kedua tahun 2023, sekitar 38 persen orang tua enggan melakukan imunisasi karena takut terhadap imunisasi ganda atau lebih dari satu suntikan. Sementara itu, sekitar 12 persen mengaku khawatir terhadap efek samping dari vaksin. Kondisi ini tentu mengkhawatirkan, karena berdampak pada target capaian imunisasi nasional.
Dokter Spesialis Anak yang juga Ketua Komda KIPI Sulawesi Utara, DR. dr. Hesti Lestari, SpA(K) menyampaikan bahwa imunisasi merupakan langkah pencegahan yang terbukti efektif dalam melindungi anak dari berbagai penyakit berbahaya, salah satunya kanker serviks.
"Inilah mengapa, penting bagi orang tua untuk membekali diri dengan informasi yang tepat seputar kanker serviks dan imunisasi HPV, agar terhindar dari misinformasi atau hoaks," ujar DR. dr. Hesti.
Editor : Subhan Sabu
Artikel Terkait