MANADO, iNewsManado.com - Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan salah satu sektor yang berdampak paling besar pandemi Corona Virus Disease (Covid-19). Meski banyak yang masih berusaha bertahan di tengah pandemi, namun tidak sedikit pula yang terpaksa gulung tikar.
Seperti yang dialami oleh Mariani Montu, pemilik UMKM kerajinan Sang Bayu Handycraft yang terpaksa banting setir dengan membuat masker untuk bisa bertahan hidup. Sebelum adanya pandemi, usaha Mariani tergolong sukses, setiap bulannya dia bisa meraup untung sampai dengan Rp 25 juta perbulan dari penjualan souvenir, kerajinan tangan, kaos, dan kain batik produksinya sendiri.
Namun sejak pandemi melanda, omset dari usaha yang sudah digelutinya sejak 2012 itu mulai menurun drastis sampai dengan 90 persen. Mariani terpaksa harus putar otak mencari cara untuk bisa bertahan demi menghidupi dirinya dan 12 orang karyawannya.
Mariani Montu usai fashion show di Bandara Internasional Sam Ratulangi Manado dalam rangka hari Batik Nasional (Foto : Koleksi Pribadi Mariani Montu)
Mariani kemudian mencoba membuat masker kain yang saat itu banyak dicari orang. Dengan dibantu beberapa karyawannya, dia mulai memproduksi masker dan menjualnya dengan bantuan pedagang asongan hingga mempromosikannya di sosial media.
Usahanya itu sempat booming, namun belum bisa dikatakan sukses. Meski perharinya Mariani meraih omset Rp 100 ribu dari hasil penjualan masker, baginya itu sudah cukup membantu biaya hidup sehari-hari bersama karyawannya.
Lama-kelamaan masker buatannya mulai sepi peminat. Bahkan dari 12 orang karyawan yang dimilikinya saat itu, tinggal tersisa empat orang saja, beberapa orang karyawan yang membuat kerajinan, batik, kaos, serta beberapa bidang lain terpaksa harus dirumahkan.
Editor : Subhan Sabu
Artikel Terkait