CIMB Niaga fokus pada peningkatan basis nasabah ritel dan pertumbuhan CASA melalui kapabilitas digital, perbaikan kualitas aset, kontribusi pendapatan non-bunga, serta inovasi perbankan digital dengan teknologi terkini dan pilihan layanan yang luas untuk nasabah.
Per 30 September 2023, Perusahaan membukukan capital adequacy ratio (CAR) dan loan to deposit ratio (LDR) masing-masing sebesar 23,8 persen dan 86,4 persen. Hal ini mencerminkan bahwa CIMB Niaga senantiasa menjaga posisi permodalan dan likuiditas yang solid. Sementara itu, total aset konsolidasian per 30 September 2023 adalah sebesar Rp329,1 triliun (+7,2 persen Y-o-Y).
Total Dana Pihak Ketiga (DPK) mencapai Rp235,3 triliun dengan rasio current account and savings account (CASA) sebesar 66,7 persen. Sementara itu, CASA tumbuh 4,5 persen Y-o-Y, sebagai hasil upaya Bank membangun hubungan yang lebih erat sekaligus meningkatkan pengalaman nasabah dalam memanfaatkan layanan digital CIMB Niaga.
Jumlah kredit/pembiayaan naik 5,2 persen Y-o-Y menjadi Rp205,6 triliun (atau Rp205,5 triliun di luar pembiayaan Salam), dengan pertumbuhan tertinggi dari bisnis Small Medium Enterprise (SME) (+8,1 persen Y-o-Y), diikuti Corporate Banking (+6,0 persen Y-o-Y) dan Consumer Banking (+5,9 persen Y-o-Y).
"Pertumbuhan kredit retail dikontribusikan dari Kredit Pemilikan Mobil (“KPM”) (+11,5 persen Y-o-Y) dan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) (+2,7 persen Y-o-Y)," ujar Lee Kai Kwong.
Pada kesempatan yang sama, CIMB Niaga juga menyampaikan kinerja segmen perbankan Syariah. Unit Usaha Syariah (UUS) CIMB Niaga (CIMB Niaga Syariah) berhasil mempertahankan posisinya sebagai UUS terbesar di Indonesia, dengan total pembiayaan mencapai Rp53,0 triliun (+15,3 persen Y-o-Y) (termasuk pembiayaan Salam) dan DPK sebesar Rp42,7 triliun (+23,4 persen Y-o-Y) per 30 September 2023.
Editor : Subhan Sabu
Artikel Terkait