Kejayaan PDIP Sulut Bisa Berakhir di 2024, Ini Alasannya

Norman Octavianus
PDIP Perjuangan. Foto/Istimewa

MANADO, iNewsManado.com - Tensi politik Kader Partai Golkar dan PDIP Perjuangan mulai memanas di Sulut. Masuknya Ganjar Pranowo dan Mahfud MD sebagai capres dan cawapres PDIP dan juga Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming yang diusung Partai Golkar, jadi alasan. 

Sulut yg saat ini dikuasai PDIP tentu jadi pertaruhan terkait pemenang Pilpres 2024. Sebab, dimasa lalu, Golkar merupakan partai yg pernah menguasai tanah Nyiur melambai dan memiliki basis massa militan seperti PDIP. 

Saat ini, di sosial media Facebook terlihat persaingan antara kader PDIP dan Golkar terutama dalam mensosialisasikan pasangan capres yang diusung dua partai besar itu. 

Tentu untuk Golkar, momentum ini akan dimanfaatkan untuk kembali menancapkan kuku di Sulut. Sebab, tidak bisa dipungkiri, Golkar memiliki basis massa militan yang kuat. 

Terkait hal ini, Pengamat Kemasyarakatan Unsrat Jetty Tamanampo-M diwawancarai mengatakan, persaingan Pilpres 2024 tentu akan berdampak pada masyarakat bawah terutama simpatisan maupun kader partai. 

"Namun, perlu diingat untuk tetap santun dalam menggunakan sosial media. Golkar dan PDIP adalah dua partai besar di Sulut yang memiliki kader partai populer dan juga massa militan," ujarnya, Jumat (27/10/2023). 

Menurut dia, hasil Pilpres sangat menentukan hegemoni PDIP di Sulut. 

"Jika pasangan yang diusung PDIP di Pilpres menang, secara otomatis PDIP tetap memertahankan raihan mereka selama ini. Jika kalah, bisa saja Golkar akan mengambil kekuasaan bersama partai koalisi yang mendukung Prabowo Gibran. Pun, dalam Pemilihan legislatif nantinya, pasti efek capres cawapres akan memengaruhi raihan suara para caleg, " jelasnya. 

"Saya berharap elit politik mampu melakukan edukasi kepada kader partai maupun simpatisan, agar tidak frontal di media sosial dan menghina capres cawapres tertentu. Sehingga tidak ada fenomena balas dendam lagi pascapilpres 2024," tambah dia. 

Sebelumnya, pada Pilpres 2024 mendatang akan jadi panggung dua putra Kawanua. Adalah Olly Dondokambey dan Lodewijk Paulus yang akan berjibaku dalam Pilpres 2024 demi memenangkan pasangan capres dan cawapres yang akan diusung. 

Olly Dondokambey diketahui akan pasang badan untuk pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD, sementara Lodewijk Paulus berada di kubu Prabowo-Gibran

Olly Dondokambey merupakan Bendahara Umum DPP PDIP sementara Lodewijk Paulus merupakan Sekjen Partai Golkar. 

Letnan Jenderal TNI (Purn.) Lodewijk Freidrich Paulus, lahir di Manado, 27 Juli 1957; umur 63 tahun. 

Lodewijk adalah mantan perwira tinggi militer Indonesia yang berasal dari TNI Angkatan Darat, ia adalah Danjen Kopassus ke-24 menjabat sejak 4 Desember 2009 menggantikan Mayjen TNI Pramono Edhie Wibowo. Ia menjabat sebagai Danjen Kopassus hingga 8 September 2011, ia digantikan oleh Mayjen TNI Wisnu Bawa Tenaya.

Ia kemudian menjadi Pangdam I/Bukit Barisan dari September 2011 hingga Juni 2013. Jabatan terakhir Lodewijk sebelum pensiun adalah Dankodiklat TNI-AD, menjabat dari Juni 2013 hingga Juli 2015.

Olly Dondokambey lahir pada 18 November 1961. Nama Olly Dondokambey sudah sering didengar dan tak lepas dari dunia politik.

Dia terjun ke dunia perpolitikan sejak tahun 2004 silam dan masih aktif hingga saat ini.

Olly Dondokambey juga memiliki kedekatan yang baik dengan Joko Widodo dan Ketua Umum PDIP.

Pria kelahiran Manado, Sulawesi ini, saat ini telah menginjak usia 61 tahun. 

Di usianya yang terbilang tak muda lagi, ia tampak masih aktif bergabung di dunia perpolitikan Indonesia.

Olly Dondokambey ini menjadi Gubernur Sulawesi Utara yang menjabat sejak 12 Februari 2016.

 

Editor : Fabyan Ilat

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network