"Dari data tersebut, jelas terlihat bahwa terjadi peningkatan aktivitas vulkanik di permukaan setelah munculnya gempa Tremor," kata Sugeng.
Ancaman bahaya saat ini adalah terjadinya letusan freatik hingga magmatik, dengan atau tanpa diikuti oleh aliran awan panas letusan secara tiba-tiba. Musim hujan masih berlangsung di sekitar Gunung Lokon, oleh karena itu masyarakat diminta untuk mewaspadai kemungkinan terjadinya lahar hujan pada alur Sungai Pasahapen, serta alur sungai lainnya yang bermuara di puncak Gunung Lokon.
"Karena batuan yang terdiri dari material letusan bersifat mudah terbawa oleh aliran air, sehingga dapat berkembang menjadi lahar hujan," ucapnya.
Hasil evaluasi aktivitas vulkanik secara visual dan instrumental menunjukkan peningkatan aktivitas vulkanik. Oleh karena itu, status aktivitas Gunung Lokon dinaikkan dari Level II (Waspada) menjadi Level III (Siaga) mulai tanggal 17 Juli 2023 pukul 18:00 WITA.
"Dalam tingkat aktivitas Level III (Siaga), masyarakat, pengunjung, wisatawan, maupun pendaki dilarang melakukan aktivitas dan mendekati area dalam radius 2,5 kilometer dari kawah Tompaluan (pusat aktivitas)," tuturnya.
Jika terjadi letusan dan hujan abu, masyarakat diimbau untuk tetap berada di dalam rumah. Apabila berada di luar rumah, disarankan untuk menggunakan pelindung hidung, mulut (masker), dan mata (kacamata).
"Mewaspadai potensi lahar pada sungai-sungai yang bermuara dari puncak Gunung Lokon, terutama saat musim hujan," pungkasnya.
Editor : Subhan Sabu
Artikel Terkait