Presiden dan CEO di Buletin Ilmuwan Atom, Rachel Bronson mengatakan, kondisi nuklir dan iklim yang terus memburuk membawa jarum jam lebih dekat ke tengah malam.
"Mengingat kelambanan para pemimpin internasional untuk menangani bencana ini, anggota Dewan Sains dan Keamanan terpaksa menyatakan keadaan darurat yang membutuhkan perhatian segera, fokus, dan tak henti-hentinya dari seluruh dunia," katanya.
Jam kiamat ini dibuat untuk simbol kuat seberapa dekat manusia dengan bencana global yang mengancam kehidupan manusia. Jarum jam diubah oleh anggota Dewan Sains dan Keamanan Buletin dengan mempertimbangkan bahaya yang ditimbulkan oleh perubahan iklim, risiko nuklir, dan teknologi yang mengganggu dalam menentukan waktu.
Saat ini, bahaya perubahan iklim adalah yang paling dikhawatirkan akan mempercepat bumi sekarat. Bahkan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson dalam pidato pembukaan COP26-nya bulan lalu di Glasgow menyinggung waktu di jam kiamat yang berdetak makin cepat akibat perubahan iklim.
Editor : Norman Octavianus
Artikel Terkait