JAKARTA, iNews.id - Jam yang satu ini bukanlah suatu pengingat atau penunjuk waktu yang biasa kita gunakan setiap hari. Tetapi, jam kiamat yang diciptakan ilmuwan ini digunakan untuk mengukur berapa lama lagi bumi akan berakhir karena disebabkan oleh teknologi dan bencana yang berasal dari manusia sendiri. Pada saat ini, jam kiamat telah menunjukan waktu sekitar 100 detik menuju kehancuran bumi.
Dikutip dari Mirror, Sabtu (18/12/2021), jam kiamat dibuat pada tahun 1947 untuk mengukur kemungkinan bencana global buatan manusia oleh Buletin Ilmuwan Atom.
Waktu yang ditetapkan pada jam adalah metafora untuk seberapa dekat dunia dengan bencana internasional, sedangkan tengah malam melambangkan akhir dunia atau kiamat.
Setiap tahun para ilmuwan mempertimbangkan faktor-faktor seperti perubahan iklim, teknologi nuklir, dan memantau kemajuan ilmu pengetahuan atau teknologi yang dapat menimbulkan risiko bagi umat manusia. Seberapa dekat manusia dengan pemusnahan global diwakili dengan waktu menit/detik menuju tengah malam.
Ketika jam ditetapkan, pada tahun 1947, waktu ditetapkan ke tujuh menit menuju tengah malam. Setiap tahun waktu disetel dengan melihat peristiwa yang terjadi selama kurun waktu tersebut.
Satu-satunya waktu yang begitu dekat ke kiamat, adalah setelah Amerika Serikat dan Uni Soviet mulai menguji bom hidrogen selama Perang Dingin pada tahun 1953. Sedangkan jarak terjauh manusia dari bencana global adalah pada tahun 1991, ketika waktunya ditetapkan ke 17 menit menuju tengah malam.
Presiden dan CEO di Buletin Ilmuwan Atom, Rachel Bronson mengatakan, kondisi nuklir dan iklim yang terus memburuk membawa jarum jam lebih dekat ke tengah malam.
"Mengingat kelambanan para pemimpin internasional untuk menangani bencana ini, anggota Dewan Sains dan Keamanan terpaksa menyatakan keadaan darurat yang membutuhkan perhatian segera, fokus, dan tak henti-hentinya dari seluruh dunia," katanya.
Jam kiamat ini dibuat untuk simbol kuat seberapa dekat manusia dengan bencana global yang mengancam kehidupan manusia. Jarum jam diubah oleh anggota Dewan Sains dan Keamanan Buletin dengan mempertimbangkan bahaya yang ditimbulkan oleh perubahan iklim, risiko nuklir, dan teknologi yang mengganggu dalam menentukan waktu.
Saat ini, bahaya perubahan iklim adalah yang paling dikhawatirkan akan mempercepat bumi sekarat. Bahkan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson dalam pidato pembukaan COP26-nya bulan lalu di Glasgow menyinggung waktu di jam kiamat yang berdetak makin cepat akibat perubahan iklim.
Editor : Norman Octavianus
Artikel Terkait