Semeru Masih Rawan! Guguran Awan Panas Jarak Pendek Berpotensi Terjadi

Arief Budianto
Awan panas meluncur dari kawah Gunung Semeru terlihat dari Pronojiwo, Lumajang, Jawa Timur, Senin (6/12/2021) lalu.(Foto/ANTARA)

BANDUNG, iNews.id - Semeru masih rawan! Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Geologi Kementerian ESDM memperkirakan masih ada potensi terjadinya guguran awan panas di Semeru, namun dengan jarak lebih pendek. 

Badan Geologi telah melakukan pemeriksaan lapangan untuk mengecek seberapa jauh dan daerah yang terdampak aliran Awan Panas Guguran (APG) dan lahar yang terjadi sejak tanggal 4 Desember 2021. 

Hasil pemeriksaan menunjukkan landaan awan panas mencapai 11 km serta landaan aliran lahar mencapai jarak 16 km dari puncak Gunung Semeru pada alur Sungai Besuk Kobokan dan mengalami overflow/meluber keluar dari jalur sungai karena material yang telah penuh mengisi Besuk Kobokan.

Menurut Kepala PVMBG Andiani, aktivitas APG masih akan terjadi dengan intensitas dan jarak luncur yang lebih kecil. "Aktivitas APG masih berpotensi terjadi namun diperkirakan dengan intensitas dan jarak luncur yang relatif kecil dibandingkan APG 4 Desember lalu," ujar Andiani dalam keterangan pers terkait update erupsi Gunung Semeru.

Andiani meminta masyarakat agar mewaspadai potensi APG, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru, terutama sepanjang aliran Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.

Selain mewaspadai APG dan secondary explosion, potensi bahaya yang saat ini juga perlu diwaspadai menurut Andiani adalah lahar yang dikeluarkan Gunung Semeru.

"Potensi bahaya yang lebih mengancam saat ini adalah lahar karena masuk musim penghujan dan data dari BMKG diperkirakan musim hujan akan berlangsung selama 3 bulan ke depan. Potensi lainnya adalah secondary explosion yang dimungkinkan terjadi saat material panas hasil APG yang terendapkan di sungai kontak dengan air sehingga terjadi perubahan fasa air menjadi fasa uap yang bertekanan cukup tinggi sehingga memunculkan letusan di sepanjang aliran sungai," jelas Andiani.

Editor : Fabyan Ilat

Halaman Selanjutnya
Halaman : 1 2

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network