JAKARTA, iNewsManado.com – Perjuangan merebut tanah Papua dari kelompok pemberontak Belanda meninggalkan kisah heroik dari prajurit Komando Pasukan Khusus (Kopassus).
Dahulu Kopassus disebut Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD) ditugaskan ke Papua untuk mengambilalih kekuasaan dari kelompok pemberontak Belanda.
Dalam perjuangan merebut Papua, tembak-menembak terjadi antara dua pihak. Korban jiwa berjatuhan pun tidak sedikit.
Dikutip dalam buku “Sintong Panjaitan: Perjalanan Prajurit Para Komando” disitu dijabarkan bagaimana pertempuran melawan kelompok pemberontak Lodewijk Mandatjan yang mengacau di Papua.
Aktivitas Kelompok bersenjata Belanda itu membuat sekira 14.000 jiwa lari ke hutan karena takut dibunuh.
Sintong Panjaitan menceritakan bagaimana sebutir peluru nyaris mengambil nyawanya saat melintas di atas kepala.
Tim Kopassus atau RPKAD waktu itu melakukan operasi senjata di kota Kecamatan Warmare dan balik ke Manokwari.
Dilansir iNewsPapua, Aksi heroik juga dilakukan Prajurit Dua (Prada) Pardjo pada awal-awal perebutan Irian Barat pada 1961-1962.
Peristiwa tersebut berawal ketika pasukan gabungan Kopassus bersama Pasukan Gerak Tjepat (PGT) yang kini bernama Korps Pasukan Khas (Paskhas) pasukan dipimpin Letnan Dua (Letda) Inf Agus Hernoto, diterjunkan ke dalam hutan rimba Papua.
Dalam upaya penyusupan, Pardjo bersama rekan-rekannya disergap pasukan Korps Marinir Kerajaan Belanda (Korps Mariniers) di daerah Fakfak. Karena kekuatan yang tak seimbang membuat pasukan gabungan terdesak. Berdasarkan instruksi yang diberikan pimpinan, jika kalah jumlah maka seluruh prajurit harus mundur ke dalam hutan.
Editor : Fabyan Ilat
Artikel Terkait