JAKARTA, iNewsManado.com - Nama Roy Marten tentu tidak asing di telinga publik Indonesia. Roy Marten merupakan salah satu aktor kawakan yang memiliki catatan mentereng didunia perfilman Indonesia.
Dalam artikel ini, akan membahas kisah awal Roy Marten merintis karir hingga jadi aktor termahal di Indonesia pada tahun 1970an silam.
Pemilik nama Roy Wicaksono Abdul Salam ini lahir di Salatiga, 1 Maret 1952. Dia adalah putra pasangan Abdul Salam dan Johanna Nora Van Daatselaar.
Roy Marten adalah anak ketiga dari enam bersaudara. Dua saudaranya, yaitu Rudy Salam dan Chris Salam, juga terjun ke dunia hiburan.
Roy Marten pertama kali terjun ke dunia hiburan yakni sebagai peragawan. Kemudian dia bermain film pada 1974, berjudul Bobby.
Setelah itu dia pun sukses bermain di film Cintaku di Kampus Biru, Akibat Pergaulan Bebas, Guna-Guna Istri Muda, hingga Ali Topan Detektif Partikelir Turun ke Jalan.
Sampai pada era 1977, Roy bersama Yati Octavia, Robby Sugara, Doris Callebaute, dan Jenny Rachman disebut sebagai artis termahal dengan bayaran Rp5 juta per film. Saat itu honor Rp5 juta bernilai fantastis.
Meski terbilang aktor papan atas yang mahal, Roy pun sempat berhenti main di layar lebar. Tepatnya ketika film berbumbu adegan seks mendominasi industri sinema Indonesia.
Roy banting setir jadi pemain sinetron sejak 1990-an. Sinetron yang dibintanginya mendapat respons hangat penonton televisi, di antaranya Bella Vista, Senja Makin Merah, dan Kupu-kupu Kertas.
Dalam bahtera rumah tangga Roy Marten pernah menikah dengan Farida Sabtijastuti, dan dikaruniai empat orang anak yaitu Monique, Alin, Galih dan Gading Marten. Pernikahan ini berakhir dengan perceraian.
Pada 1985, Roy menikah dengan Anna Maria. Dari pernikahan ini, mereka dikaruniai dua anak yaitu Merari Sabati dan Gibran Marten.
Editor : Fabyan Ilat
Artikel Terkait