Banyak masyarakat yang menganggap virus ini merupakan teori konspirasi yang digunakan sebagai senjata biologis atau ditemukannya berbagai obat dan herbal mencegah infeksi virus Corona telah banyak beredar di media sosial. Oleh karena itu, tenaga kesehatan perlu meluruskan informasi-informasi yang salah sehingga tidak menimbulkan kekhawatiran dan kepanikan masyarakat. WHO mengumpulkan berbagai informasi salah yang beredar melalui media sosial dan meluruskan informasi melalui poster kesehatan. Pemberitaan yang tidak tahu kebenarannya ini bisa merusak kesehatan mental masyarakat karena bisa meresahkan dan bisa menimbulkan ketakutan yang berlebihan.
Pemerintah juga menindak lanjuti tentang penyebaran-penyebaran hoax yang meresahkan masyarakat dalam situasi pandemi ini. “Penanganan hoaks tidak hanya harus menyoal pemblokiran, tapi lebih penting lagi untuk jangka panjang ialah bagaimana menyiapkan SDM Indonesia agar memiliki imun terhadap hoaks,” jelas Kasubdit Pemberdayaan Kapasitas TIK Kominfo, Aris Kurniawan, saat acara Webinar Merajut Nusantara yang disiarkan secara live streaming.
Untuk itu TIK Kominfo juga memberikan tips kepada masyarakat agar mencermati berita dengan seksama apakah situsnya terpercaya atau tidak. Dan bahkan ia mengatakan agar kita bisa mengurangi asupan informasi yang meragukan dan agar selalu optimis dan tetap melakukan hal-hal yang positif walaupun dalam keadaan pandemi dengan tetap gotong royong memutuskan rantai penyebaran virus COVID-19 dengan mengharapkan masyarakat memperhatikan protokol kesehatan dengan hidup berdampingan dengan COVID-19. Dengan masyarakat mampu beradaptasi dengan hidup berdampingan dengan COVID-19. Dan mungkin akan lebih bermakna agar kita bisa belajar banyak hal yang baru atau new normal dengan membiasakan diri dengan keadaan yang baru.
Editor : Fabyan Ilat
Artikel Terkait