Erisa Septiana. (Foto: Dokumen Pribadi)
OLEH: Erisa Septiana
NIM: 21304060
Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi
PENYAKIT virus corana (COVID-19) adalah salah satu penyakit yang menular yang disebabkan oleh virus yang berasal dari Wuhan, China. Pentingnya pengetahuan kita tentang masalah-masalah dalam pandemi ini. Agar kita tidak salah mengetahui tentang COVID-19.
Penyakit yang umumnya menyerang saluran pernapasan ini dapat menyebar dari manusia ke manusia dan menyebabkan risiko kesehatan masyarakat yang serius. Sebagian orang yang tertular penyakit ini akan mengalami beberapa gejala ringan hingga sedang dan atau akan mengalami pemulihan dengan sendirinya tanpa penanganan khusus, namun ada juga sebagian orang yang memerlukan bantuan medis karena mengalami gejala yang cukup parah.
Virus Corona dapat menyebabkan gejala ringan, seperti demam, batuk, pilek, sakit tenggorokan; gejala berat, seperti sesak napas pada pneumonia dan sindrom distres pernapasan akut; bahkan kematian. Namun, beberapa kasus juga dapat bersifat asimptomatik. Infeksi virus Corona dapat menimbulkan manifestasi yang lebih berat pada pasien dengan imunokompromais dan kelompok tertentu, seperti usia lanjut, ibu hamil, dan pasien dengan penyakit komorbid, seperti diabetes mellitus, gagal jantung, dan hipertensi.
Virus ini sangat mudah menyebar dari mulut dan hidung melalui partikel cairan kecil ketika seseorang batuk, bersin, bicara dan bisa menular jikalau kita berinteraksi dengan orang yang sudah terinfeksi COVID-19 dan penularan juga bisa jika kita menyentuh mata, hidung, mulut setelah kita menyentuh permukaan benda yang terkontaminasi. Virus ini lebih mudah menyebar diruangan dan tempat yang ramai.
Dengan cepatnya penyebaran kasus COVID-19 pun timbul rasa kecemasan dari masyarakat yang paranoid dan kecemasan yang berlebihan ditambahnya dengan banyak rumor tentang COVID-19 yang belum tentu kebenarannya atau hoax yang disebarkan oleh oknum yang tidak bertanggungjawab. Pemerintah pun menghimbau agar masyarakat agar tetap #dirumah saja, dengan harapan agar agar bisa memutuskan rantai penyebaran COVID-19 di Indonesia.
Dengan ini aktivitas kita harus dibatasi, seperti kita harus sekolah melalui daring, ibadah melalui live streaming, akses wisata banyak yang ditutup sementara. Dilarang berkerumun, dianjurkan ber etika batuk dan bersin yang baik, seperti menutup mulut dengan tissue atau dengan lengan baju, Menghindari kontak dengan orang yang sedang sakit, dan tetap dianjurkan untuk Cuci tangan dengan air dan sabun mengalir selama 40-60 detik atau ginakan hand sanitizer berbasis alkohol 70% jika air dan sabun tidak tersedia.
Tetapi dengan berjalannya waktu pemerintah melakukan upaya agar Bisa mencegah COVID-19 di Indonesia dengan cara melakukan beberapa hal seperti pemerintah memberlakukan PPKM di wilayah Indonesia dan dengan harapan agar berkurangnya kasus COVID-19 walaupun diberlakukan PPKM didaerah-didaerah masih banyak juga masyarakat yang tidak mematuhi PPKM seperti larangan mudik lebaran 2021 lalu.
Dan pemerintah juga menggencarkan proses vaksinasi COVID-19 diberbagai wilayah Indonesia agar bisa meningkatkan kekebalan tubuh namun juga banyak masyarakat yang menolak agar divaksin. Penolakan ini disebabkan kurangnya pengetahuan tentang vaksin dikalangan masyarakat, dan juga disebabkan berita-berita tentang COVID-19 yang salah karena ulah oknum yang kurang bertanggung jawab.
Banyak masyarakat yang menganggap virus ini merupakan teori konspirasi yang digunakan sebagai senjata biologis atau ditemukannya berbagai obat dan herbal mencegah infeksi virus Corona telah banyak beredar di media sosial. Oleh karena itu, tenaga kesehatan perlu meluruskan informasi-informasi yang salah sehingga tidak menimbulkan kekhawatiran dan kepanikan masyarakat. WHO mengumpulkan berbagai informasi salah yang beredar melalui media sosial dan meluruskan informasi melalui poster kesehatan. Pemberitaan yang tidak tahu kebenarannya ini bisa merusak kesehatan mental masyarakat karena bisa meresahkan dan bisa menimbulkan ketakutan yang berlebihan.
Pemerintah juga menindak lanjuti tentang penyebaran-penyebaran hoax yang meresahkan masyarakat dalam situasi pandemi ini. “Penanganan hoaks tidak hanya harus menyoal pemblokiran, tapi lebih penting lagi untuk jangka panjang ialah bagaimana menyiapkan SDM Indonesia agar memiliki imun terhadap hoaks,” jelas Kasubdit Pemberdayaan Kapasitas TIK Kominfo, Aris Kurniawan, saat acara Webinar Merajut Nusantara yang disiarkan secara live streaming.
Untuk itu TIK Kominfo juga memberikan tips kepada masyarakat agar mencermati berita dengan seksama apakah situsnya terpercaya atau tidak. Dan bahkan ia mengatakan agar kita bisa mengurangi asupan informasi yang meragukan dan agar selalu optimis dan tetap melakukan hal-hal yang positif walaupun dalam keadaan pandemi dengan tetap gotong royong memutuskan rantai penyebaran virus COVID-19 dengan mengharapkan masyarakat memperhatikan protokol kesehatan dengan hidup berdampingan dengan COVID-19. Dengan masyarakat mampu beradaptasi dengan hidup berdampingan dengan COVID-19. Dan mungkin akan lebih bermakna agar kita bisa belajar banyak hal yang baru atau new normal dengan membiasakan diri dengan keadaan yang baru.
Editor : Fabyan Ilat
Artikel Terkait