MINSEL, iNews.id - Sejumlah warga dikabupaten Minahasa Selatan kompak merayakan Pengucapan Syukur pada 10 Juli 2022, hari ini.
Meski tidak dirayakan oleh warga secara menyeluruh dikabupaten Minsel, namun tradisi pengucapan syukur Minsel pada Bulan Juli akhirnya dilangsungkan sejumlah warga disejumlah desa di Minsel.
Diketahui, tradisi pengucapan syukur telah turun temurun dilaksanakan di Minsel sebagai wujud syukur hasil panen warga yang diberikan Tuhan.
Pergeseran perayaan pengucapan syukur di Minsel terjadi seiring meningkatnya pandemi Covid-19. Bahkan, pada tahun ini pemerintah dan organisasi gereja menginstruksikan perayaan pengucapan syukur serentak di Sulut pada 25 September 2022 mendatang. Keputusan itu terjadi pro dan kontra dimasyarakat. Ada yang setuju ada yang tidak. Prokontra terjadi sampai di sosial media.
"Pengucapan syukur itu merupakan tradisi leluhur. Pelaksanaan di bulan Juli karena momentumnya tepat karena pada bulan Juli rata-rata para petani mendapatkan hasil panen. Jadi kalo diubah bulan pelaksanaan, saya kira kurang tepat," ujar Teny Frans, warga Amurang, Minggu (10/7/2022).
Sementara itu, pengamat kemasyarakatan Unsrat Jetty Tamanampo-M dimintai tanggapan mengatakan, perayaan pengucapan syukur hasil dilihat dari berbagai aspek.
"Keputusan pemerintah dan gereja yang menetapkan pengucapan syukur pada 25 September 2022 tidak salah. Karena memerhatikan berbagai pertimbangan, seperti, pandemi Covid-19 dan mungkin terkait ekonomi warga. Warga yang nekat menggelar pada 10 Juli 2022 juga tidak salah karena selain tradisi, kebanyakan kan pada bulan Juli banyak petani yang mendapatkan berkat atas hasil pertanian nya. Jadi dalam konteks ini, tinggal masing-masing warga untuk memilih waktu pelaksanaanya ," ujar dosen Antropologi FISIP Unsrat, Minggu (10/7/2022).
Dia juga berharap tidak ada kontroversi dalam waktu pelaksanaan pengucapan syukur.
"Soalnya ini terkait budaya di Minahasa dan antisipasi pemerintah terkait banyak hal," tutupnya.
Editor : Fabyan Ilat