KEBERADAAN Kelompok Kriminal Bersenjata di Papua dan sejumlah separatis membuat pertempuran terjadi di Kiwirok Papua pada 2021 lalu.
Situasi keamanan di Papua telah "memburuk secara dramatis" sejak April 2021, ketika separatis membunuh kepala kantor BIN Papua dalam penyergapan, menurut sebuah pernyataan oleh tiga pelapor khusus PBB pada bulan Maret 2022.
Mulai 10 Oktober 2021, helikopter dan drone menembak dan menjatuhkan amunisi di delapan desa di distrik Kiwirok selama beberapa hari, menurut saksi mata yang diwawancarai dilansir Reuters, penyelidik hak asasi manusia dan beberapa pemimpin gereja setempat.
"Mereka menjatuhkan bom dengan pesawat tak berawak," kata Pastor Yahya Uopmabin. "Tempat ibadah, rumah warga dibakar."
Eneko Bahabol, seorang penyelidik Papua yang bekerja untuk konsorsium delapan kelompok hak asasi manusia dan gereja, mengatakan 32 mortir dijatuhkan, termasuk lima yang tidak meledak.
Reuters telah melihat foto-foto peluru yang tidak meledak. Foto-foto dari CAR menunjukkan mortir membawa tanda-tanda pembuat senjata milik negara Serbia.
Samuel Paunila, kepala tim penasehat manajemen amunisi di Pusat Internasional Jenewa untuk Penghapusan Ranjau Kemanusiaan, membenarkan bahwa mortir tersebut memiliki tanda Krusic.
Editor : Fabyan Ilat
Artikel Terkait