MANADO, iNews.id – Dampak perang dagang di eropa mulai jadi tanda bahaya. Bagaimana tidak, perang dagang membuat sejumlah negara melakukan penimbunan bahan pangan ke luar negeri.
Persatuan Bangsa Bangsa (PBB) bahkan mulai memeringatkan dunia bahwa perang dagang jadi ancaman serius karena sejumlah negara diperhadapkan dengan ancaman kelaparan rakyatnya.
BACA JUGA: Krisis Pangan Picu Perang Dagang, Kenaikan Harga Barang di Depan Mata
Untuk penduduk di negara-negara di Afrika Sub-Sahara, misalnya, 40% dari konsumsi mereka dihabiskan untuk makanan, kata Gita Gopinath, wakil direktur pelaksana pertama Dana Moneter Internasional (IMF). Selain "pukulan besar terhadap biaya hidup", kenaikan harga telah menimbulkan penimbunan oleh pemerintah dilansir Reuters, Rabu (25/5/2022).
"Kami memiliki sekitar 20 lebih negara yang telah membatasi ekspor makanan dan pupuk, dan itu hanya dapat menambah masalah dan memperburuk keadaan," katanya.
BACA JUGA: Resmi! Pembelian Chelsea Rp78 Triliun Disetujui Panitia Liga Premier
Invasi Rusia ke Ukraina, yang digambarkan Moskow sebagai "operasi militer khusus", telah menyebabkan krisis mendadak dalam krisis yang sudah sebentar lagi.
"Kami menghadapi krisis pangan yang luar biasa sebelum Ukraina, biaya pangan, harga komoditas, biaya pengiriman sudah berlipat ganda, tiga kali lipat, empat kali lipat,">David Beasley, Direktur Eksekutif Program Pangan Dunia PBB.
Jumlah orang yang "berbaris menuju kelaparan" telah meningkat dari 80 juta menjadi 276 juta selama empat hingga lima tahun terakhir, kata Beasley kepada Reuters dalam sebuah wawancara di Davos.
"Menjaga pelabuhan tetap ditutup karena musim panen sekarang datang di Ukraina pada Juli dan Agustus, itu berarti deklarasi perang terhadap pasokan pangan global," katanya.
Banyak perusahaan di Davos telah berhubungan tentang bagaimana mereka dapat bertindak untuk mengatasi krisis pangan, tambah Beasley.
Editor : Fabyan Ilat
Artikel Terkait