WASHINGTON, iNews.id – Penyakit hepatitis akut misterius menyerang Amerika Serikat (AS).
Penyakit yang disebut merupakan mutasi dari Covid-19 itu kini jadi ancaman serius di Negara Paman Sam, Sabtu (7/5/2022).
BACA JUGA: Amerika Serikat Siapkan Paket Senjata Rp2,2 Triliun untuk Ukraina
Dikutip Reuters, pejabat kesehatan AS pada hari Jumat mengatakan mereka sedang menyelidiki 109 kasus hepatitis parah yang tidak diketahui asalnya pada anak-anak, termasuk lima kematian yang dilaporkan, memperbarui peringatan nasional yang dikeluarkan pada bulan April agar para dokter waspada terhadap kasus-kasus seperti itu.
Kasus-kasus tersebut telah diidentifikasi selama tujuh bulan terakhir di 25 negara bagian dan teritori, kata Dr. Jay Butler, wakil direktur penyakit menular di Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS, selama panggilan konferensi.
BACA JUGA: Aniaya Bocah 10 Tahun dengan Parang, IRT di Minsel Ancam Bunuh Diri hendak Ditangkap Polisi
Butler mengatakan sekitar setengah dari 109 anak yang didiagnosis dengan hepatitis juga terinfeksi sejenis adenovirus, virus yang menyebabkan flu biasa, tetapi badan tersebut masih menyelidiki penyebab pasti penyakit tersebut.
Hepatitis yang terkait dengan jenis adenovirus ini hampir secara eksklusif dikaitkan dengan anak-anak dengan gangguan kekebalan, tetapi banyak dari kasus yang pertama kali dilaporkan ke CDC tidak memiliki kondisi penurunan kekebalan, kata Butler.
Dia mengatakan "sebagian besar" dari anak-anak yang diidentifikasi tidak memenuhi syarat untuk vaksinasi COVID, yang "tampaknya tidak terkait dengan kasus-kasus ini."
CDC sedang menyelidiki apakah infeksi COVID mungkin berperan, serta paparan patogen, obat-obatan, dan hewan lain. Dibandingkan dengan tingkat pra-pandemi, badan tersebut mengatakan belum melihat peningkatan keseluruhan dalam kejadian hepatitis parah pada anak-anak, yang masih jarang terjadi.
Organisasi Kesehatan Dunia awal pekan ini mengatakan telah menerima laporan setidaknya 228 kemungkinan kasus dari 20 negara dengan lebih dari 50 kasus tambahan sedang diselidiki.
CDC mengatakan sedang bekerja dengan rekan-rekan di Eropa untuk memahami penyebab infeksi yang dapat menyebabkan kerusakan hati dan menyebabkan gagal hati.
Editor : Fabyan Ilat
Artikel Terkait