PYONGYANG, iNews.id – Dibatasinya akses Smartphone di Korea Utara (Korut), tidak membuat warganya kelimpungan.
Saat ini, warga Korut mulai gunakan jailbreak atau rooting pada smartphone agar bisa menginstall aplikasi yang dilarang Apple atau Google. Tapi berbeda dengan warga Korea Utara, mereka melakukannya agar bisa terbebas dari kekangan pemerintah.
BACA JUGA: Kisah Angelina Sondakh Menangis Rayakan Ramadan bareng Keluarga
Seperti diketahui bersama, Korea Utara memang terkenal sebagai negara yang tertutup dan memiliki pemimpin otoriter. Pemerintah di sana memiliki kontrol penuh atas warganya bahkan hingga akses informasi sekalipun sangat dibatasi, hanya boleh mengonsumsi informasi dari media-media tertentu saja.
Hal inilah yang mendorong warga untuk melakukan jailbreak pada smartphone agar fungsi smartphone yang sebenarnya sangat luas tidak dibatasi. Warga Korea Selatan secara diam-diam memungkinkan smartphone yang beredar di Korea Utara punya "nyawanya" kembali.
BACA JUGA: Alamak! 1.384 Karyawan tak Terima THR Idul Fitri
Martyn Williams, selaku peneliti di proyek 38 North yang berfokus pada Stimson Center bersama dengan organisasi hak asasi manusia yang berfokus pada Korea Utara Lumen baru saja merilis laporan tentang keadaan smartphone di Korea Utara. Dikatakan bahwa mulai terjadi pemberontakan.
"Ada semacam konflik antara pemerintah Korea Utara dan warganya atas penggunaan teknologi. Setiap kali teknologi baru diperkenalkan, orang biasanya menemukan cara untuk tujuan terlarang yang cenderung merugikan orang lain. Tapi itu tidak terjadi di Korea Utara. Justru warga di sana melakukan jailbreak smartphone untuk menghapus batasan pemerintah," kata Williams, dikutip dari Wired, Minggu (1/5/2022).
Diketahui, warga melakukan jailbreak pada smartphone agar bisa menonton media asing dan menginstal aplikasi yang tidak disetujui oleh pemerintah. Smartphone dijailbreak untuk menghindari versi Android buatan pemerintah yang terkenal memiliki sistem yang sangat ketat.
Editor : Fabyan Ilat
Artikel Terkait