JAKARTA, iNews.id – Minum kopi rutin ternyata berdampak positif terhadap kesehatan jantung dan gula darah.
Diketahui, setiap tahun, angka diabetes terus meningkat jumlahnya. Diabetes yang tak terkontrol sulit untuk ditangani dan diobati. Selain itu, sejumlah faktor dapat meningkatkan atau menurunkan risiko seseorang terhadap kondisi tersebut.
Sekitar lima juta orang di Inggris memiliki bentuk diabetes. Sekitar 90 persen kasus, adalah tipe dua. Bentuk diabetes ini terjadi ketika tubuh tidak memproduksi cukup insulin, atau sel-sel dalam tubuh tidak bereaksi terhadap insulin.
Tipe satu, sementara itu, menyumbang 10 persen kasus lainnya. Dikuti dari lama Express, Beberapa faktor dapat meningkatkan atau menurunkan kemungkinan seseorang terkena kondisi tersebut.Termasuk seberapa banyak kopi yang mereka konsumsi. Sementara asumsi awal mungkin kopi bisa meningkatkan risiko seseorang terkena diabetes tipe dua, ternyata yang terjadi justru sebaliknya.
Menurut sebuah penelitian dari Universitas Harvard, orang yang mengurangi konsumsi kopi sebanyak satu cangkir sehari selama periode empat tahun, 17 persen lebih mungkin terkena diabetes. Selanjutnya, mereka yang menambahkan secangkir ekstra mengurangi risiko terkena diabetes sebesar 11 persen.
Meskipun para peneliti tidak tahu persis mengapa kopi memiliki efek ini pada tubuh, satu teori yang ada adalah bahwa tindakan tersebut tampaknya meningkatkan kadar gula darah yang lebih stabil.
Meskipun ini berarti kopi memiliki dampak yang menguntungkan bagi tubuh, tidak semua kopi sama.
Espresso atau kafetaria cenderung memiliki manfaat kesehatan yang jauh lebih tinggi daripada kopi dengan gula, krim kocok, dan sirup. Namun demikian, ini adalah manfaat kesehatan lain dari kopi yang telah diidentifikasi.
Penelitian sebelumnya telah menemukan kopi dapat membantu mengurangi risiko penyakit jantung .
Sementara itu, ada faktor lain yang dapat mempengaruhi kemungkinan seseorang terkena diabetes.
Sementara itu penggunaan obat kumur dapat berdampak negatif. Sebuah studi dari University of Alabama menunjukkan mereka yang menggunakan zat itu dua kali sehari, lebih dari 50 persen kemungkinannya untuk didiagnosis dengan diabetes tipe dua daripada mereka yang tidak menggunakannya. Meskipun ini mungkin terdengar mengerikan, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk sepenuhnya memahami hal ini.
Editor : Fabyan Ilat
Artikel Terkait