Rocky merasa aneh melihat bahwa Jokowi bersikap tenang seolah tidak ada sesuatu yang mengganggunya. ”Jadi orkestrasi (penundaan pemilu) sekarang dipimpin Pak Luhut. Kalau presiden tidak setuju mestinya sudah ditegur juga atau malah di-reshuffle,” kata mantan dosen filsafat UI ini.
Tetapi, lanjut Rocky, yang terjadi Luhut tetap seorang menteri penting dan malah mengklaim punya data bahwa masyarakat menginginkan pemilu ditunda.
”Intinya Pak Luhut ngotot bahwa perpanjangan itu masuk akal. Yang tidak masuk akal adalah percepatan. Begitu logika Pak Luhut kan? Ini cara berpikir ajaib Pak Luhut sebagai orang dekat presiden,” kata Rocky.
Editor : Fabyan Ilat
Artikel Terkait