PENULARAN Dan Penyebaran kasus harian positif covid-19, termasuk varian omicron, di kisaran angka puluhan ribu. Menandakan persebaran dan penularan infeksi covid-19 di tengah masyarakat masih merajalela.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes), per Jumat 25 Februari 2022, angka kasus harian positif covid-19 hampir menembus angka 50.000, tepatnya bertambah 49.447. Ini menjadikan total kasus konfirmasi positif per Jumat kemarin di angka 5.457.775.
Dengan penularan yang masih tinggi, semua orang wajib meningkatkan kewaspadaan serta mengenali gejala klinis dari infeksi covid-19 varian omicron. Sebetulnya apa saja gejala-gejala klinis dari terinfeksi varian omicron?
Berikut ulasan singkat gejala klinis infeksi varian omicron, seperti yang dipaparkan dokter spesialis paru Dr dr Erlina Burhan MSc Sp.P(K) dalam workshop Kemenkes bertajuk 'Varian Omicron dan Strategi Penanganan Pandemi Covid-19', Jumat 25 Februari 2022.
1. Batuk
Pasien positif covid-19 yang terinfeksi virus omicron disebutkan sampai 89 persen pasti mengalami batuk dan sebanyak 16 persen juga disertai kesulitan bernapas alias sesak napas.
2. Kelelahan
Gejala kedua terbanyak yang ditimbulkan omicron adalah serangan ke otot tubuh. Sebanyak 65 persen pasien positif covid-19 mengalami kelelahan dan badan pegal-pegal.
3. Hidung tersumbat
Hidung tersumbat (rinore) atau hidung berair disebutkan jadi gejala khas dari omicron selain nyeri dan gatal tenggorokan. Hingga 59 persen pasien covid-19 diketahui mengalami hidung tersumbat ketika terinfeksi omicron.
4. Demam
Setelah hidung tersumbat, selanjutnya gejala yang terbanyak dialami adalah demam dan menggigil. Diketahui 38 persen pasien yang terjangkit omicron mengalami demam atau menggigil.
5. Mual
Saluran pencernaan juga jadi sasaran virus omicron. Sebanyak 22 persen orang positif covid-19 saat ini mengalami mual hingga muntah-muntah dan bahkan 11 persen orang merasakan diare.
6. Anosmia dan ageusia
Meski cukup jarang, gejala anosmia atau kehilangan daya indera penciuman dan perasa disebutkan dalam laporan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat dialami sebanyak 8 persen pasien positif.
Editor : Fabyan Ilat
Artikel Terkait