"Umumnya, bahan bakar nuklir bekas masih memiliki panas peluruhan. Jadi jika disimpan di gudang basah, harus ada cara untuk menghilangkan panas itu," ujarnya.
Kekhawatiran yang lebih baru melibatkan peningkatan tingkat radiasi di sekitar fasilitas. Ini terjadi kemungkinan besar akibat debu radioaktif yang dilintasi kendaraan militer.
"Kalau resuspensi debu, ini umumnya radiasi yang tidak terlalu menyebar. Itu mungkin menyebabkan peningkatan sementara radiasi dan tidak berbahaya bagi kesehatan manusia," kata Lyman. Meskipun demikian, Lyman menganggap peristiwa ini menunjukkan bahwa rencana pembangkit listrik tenaga nuklir perlu mempertimbangkan kemungkinan perang.
"Potensi pembangkit listrik tenaga nuklir untuk menjadi target pada masa perang adalah sesuatu yang benar-benar perlu dipertimbangkan," kata Lyman.
Editor : Fabyan Ilat
Artikel Terkait