Hati Anda mungkin pulih ketika Anda berhenti minum obat yang menyebabkan kerusakan, tetapi jika parah, dapat menyebabkan jaringan parut (sirosis) dan gagal hati.
2. Antibiotik
Obat antibiotik juga bisa bersifat hepatotoksik bila tidak diminum dengan benar. Contoh obat antibiotik ini antara lain amoxicillin/clavulanate yang digunakan untuk infeksi bronkitis, sinus, dan tenggorokan, serta isoniazid yang digunakan untuk mengobati tuberkulosis.
Kerusakan hati akibat konsumsi amoxicillin dan clavulanate dapat segera terjadi setelah Anda mulai memakainya, tapi gejala kerusakan hati sering terlambat dideteksi. Sementara itu, luka hati akut akibat isoniazid bisa baru muncul beberapa minggu atau bulan kemudian.
3. Asetaminofen (parasetamol)
Acetaminophen (paracetamol) biasanya terkandung dalam obat-obatan penurun demam, pereda flu, juga krim krim bebas resep. sebagian besar obat nyeri yang diberi label sebagai “non-aspirin” mengandung parasetamol sebagai bahan utamanya.
Obat yang mengandung acetaminophen yang diminum terlalu banyak atau dalam dosis tinggi selama lebih dari 3 – 5 hari dapat bersifat hepatotoksik. Jika diminum sesuai petunjuk, obat ini sangat aman bahkan bagi penderita penyakit sekalipun.
4. Antidepresan
Beberapa antidepresan dapat merusak hati Anda dari waktu ke waktu jika dikoonsumi keseringan. Antidepresan yang dimasksud termasuk inhibitor monoamine oxidase (MAO), antidepresan trisiklik atau tetrasiklik, bupropion, duloxetine, dan agomelatine. Obat antidepresan dengan risiko kerusakan hati yang lebih rendah antara lain citalopram, escitalopram, paroxetine dan fluvoxamine.
Editor : Norman Octavianus
Artikel Terkait