JAKARTA, iNewsManado.com - Penyakit kritis yang paling banyak ditemui pasien antara lain gangguan sindrom metabolik seperti jantung, stroke, diabetes, serta kanker. Gaya hidup yang tidak sehat dapat berkontribusi terhadap berkembangnya penyakit kritis tertentu, selain faktor genetik.
Misalnya lewat kesibukan sehari-hari yang membuat pikiran stres, kurang tidur, tidak memperhatikan asupan makanan yang dikonsumsi, hingga terlalu banyak mengonsumsi makanan cepat saji.
Mitosnya, makin tua usia kita, makin rentan kita terserang penyakit kritis. Memang ketahanan dan metabolisme berubah seiring dengan bertambahnya usia, tapi hal ini tergantung juga dari bagaimana masing-masing individu menjaga kesehatan dan gaya hidupnya.
Nyatanya, beberapa waktu lalu kita dikejutkan dengan remaja yang baru berusia belasan tahun mengalami gagal ginjal dan harus menjalani cuci darah setiap hari. Hal ini seakan menepis mitos usia tersebut.
Angka kejadian penyakit kritis di Indonesia semakin meningkat. Menurut data WHO, 10 penyakit yang menyebabkan kematian tertinggi di Indonesia ditempati oleh deretan penyakit kritis yakni stroke, jantung, diabetes, tuberculosis (TBC), sirosis hati, paru-paru kronis, diare, hipertensi, infeksi saluran pernapasan, dan neonatal.
Bahkan menurut data terbaru yang dikeluarkan oleh BPJS tahun ini, 8 penyakit yang paling menghabiskan biaya hingga puluhan triliun juga mencakup penyakit kritis yang sama yakni jantung, kanker, stroke, gagal ginjal, hemofilia, thalassemia, leukemia, dan sirosis hati.
Editor : Subhan Sabu
Artikel Terkait