JAKARTA, iNews.id - Peningkatan angka terkonfirmasi Covid-19 yang terjadi di sejumlah negara, termasuk Indonesia pun tidak lepas karena varian Omicron. Sebab, Omicron memang merupakan varian yang memiliki kemampuan menular yang sangat tinggi.
Terlebih lagi saat ini Pembelajaran Tatap Muka (PTM) telah dilakukan di sejumlah daerah di Indonesia, hal ini pun bisa menjadi momen di mana virus Covid-19 mudah menyebar. Pasalnya, anak-anak merupakan salah satu golongan yang sangat rawan tertular Covid-19.
Tidak heran anak-anak memang menjadi sasaran empuk jenis virus satu ini. Akan tetapi, sebagian orang malah tidak menyadari bahwa anaknya sudah terserang Omicron.
Menurut Menteri Kesehatan RI (Menkes), Budi Gunadi Sadikin gejala Omicron tidak separah Delta. Untuk itu masyarakat diminta jika bergejala ringan, disarankan tetap isolasi mandiri di rumah masing-masing. "Tidak perlu ke rumah sakit," kata Menkes Budi.
Lantas apa saja gejala Omicron yang terjadi kepada anak-anak? Berikut seperti dilansir dari laman Times of India.
Gejala Umum
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Zoe COVID Symptom, kelelahan adalah tanda paling umum dari infeksi virus corona pada anak-anak. Kemudian diikuti oleh sakit kepala, sakit tenggorokan, pilek, dan bersin.
Studi ini merupakan aplikasi smartphone yang dikembangkan selama pandemi untuk mencatat bagaimana perasaan orang-orang di Inggris setiap hari, ketika terinfeksi Covid-19. Kemudian digunakan oleh anak-anak dan orang dewasa untuk melacak gejala, berdasarkan mana para peneliti telah menyiapkan daftar gejala Omicron yang umum.
Sesuai data yang tersedia dari aplikasi, gejala yang terlihat pada orang dewasa berbeda dari anak-anak. Diungkapkan juga bahwa, pada orang dewasa, pilek adalah tanda pertama, diikuti oleh sakit kepala, kelelahan, dan bersin-bersin.
Gejala Langka
Terlepas dari gejala yang berkaitan dengan sistem pernapasan, varian Omicron juga dapat berdampak pada organ tubuh lainnya. Hal ini dapat menyebabkan beberapa gejala yang tidak biasa seperti diare dan ruam.
Namun, ini jarang terjadi dan disaksikan dalam persentase atau kasus yang masih kecil. Data yang dikumpulkan selama penelitian juga menunjukkan, bahwa dalam beberapa kasus anak-anak dapat mengembangkan croup, suatu kondisi di mana infeksi saluran napas menyebabkan suara seperti anjing menggonggong saat batuk. Namun, penelitian ini tidak dan belum memasukkannya kedalam Covid-19 tanpa gejala.
Gejala Anak yang Sudah Divaksin
Sebagian besar anak-anak di Inggris, juga termasuk di Indonesia telah divaksinasi. Sehingga jika terinfeksi Omicron, mayoritas gejalanya relatif ringan.
Setelah terinfeksi dengan omicron, sebagian besar anak-anak memiliki gejala seperti flu biasa, yang tidak meregang lebih lama atau menyebabkan gejala yang parah.
Para ahli percaya, bahwa vaksinasi tidak dapat mencegah infeksi virus corona, tetapi cukup efektif untuk mengurangi tingkat keparahannya. Selain itu, dibandingkan dengan varian delta, lebih banyak anak-anak yang terkena varian omicron karena lebih mudah menular daripada varian lainnya.
Editor : Norman Octavianus
Artikel Terkait