MANADO, iNewsManado.com - Berdasarkan data yang ada, kasus kriminalitas khususnya pembunuhan di Sulawesi Utara (Sulut) tahun 2023 lebih tinggi dari Tahun 2022. Ini menjadi tantangan bagi semua pemangku kepentingan di Sulut.
Menanggapi hal itu, Efrain Yerry Tawalujan menyoroti peran tokoh agama dari semua agama yang diakui di Indonesia untuk menyuarakan pesan-pesan moral.
"Tolonglah untuk lebih banyak menyuarakan pesan-pesan moral, pesan-pesan etika dan kehidupan masyarakat, kehidupan sehari-hari yang ada toleransi, lalu saling menghargai saling menghormati, yang muda menghormati yang lebih tua," ujar Ketua DPP Perindo Bidang Sosial & Kesra itu, Minggu (7/1/2024).
Pesan moral ini kaya Yerry sesuai dengan kearifan lokal yang sebenarnya sudah lama tertanam di masyarakat Sulawesi Utara.
"Contohnya zaman 40 tahun atau 30 tahun yang lalu misalnya dimana anak-anak kecil setiap kali bertemu dengan orang yang lebih tua di jalan pasti ucapkan selamat pagi kalau pagi selamat siang, selamat malam," katanya.
Ini yang harus terus-menerus dikumandangkan lagi atau diingatkan lagi oleh para rohaniwan supaya nilai-nilai moral dan etika itu terus diingatkan di masyarakat.
"Jadi para pemimpin agama tolong untuk seimbang dalam hal memberikan bimbingan spiritual kepada umatnya, jngan hanya berbicara tentang teologi atau tentang masalah-masalah aqidah kepercayaan dalam hal doktrin begitu tetapi yang perlu ditekankan adalah bagaimana kehidupan sehari-hari dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara," tuturnya.
Pesan-pesan ini kata Yerry merupakan pesan-pesan universal. Pesan-pesan moral dan kebaikan. Ini bisa menurunkan angka kriminalitas Kalau pesan moral terus-menerus disampaikan oleh para tokoh agama.
Selanjutnya peran dari pemerintah untuk meningkatkan keamanan lingkungan. Contohnya pemerintah dalam tingkat yang paling rendah itu Kepala lingkungan atau ketua RT RW.
"Nah ini kan mereka bisa berperan untuk menjalankan semacam kamtibmas atau ronda malam lokal atau juga pengawasan terhadap minuman keras. Nah ini perannya pemerintah ini untuk menjaga keamanan di tingkat mikro di tingkat yang paling kecil di satu wilayah pemerintahan baik itu di tingkat Desa maupun di tingkat Kelurahan, di tingkat RT RW dan di tingkat kepala lingkungan. Jadi pengawasan melekat yang dilakukan oleh pemerintah," tutur Yerry.
Pengawasan ini menurut Yerry tentunya harus terus-menerus disuarakan oleh Kepala daerah, Walikota dan Bupati supaya ada pengawasan kepada masyarakat dan pengawasan ke wilayah untuk meningkatkan keamanan di wilayah masing-masing.
Berikutnya peran dari pihak Polri, pihak keamanan untuk secara berkelanjutan melakukan bimbingan masyarakat dan pengawasan kamtibmas harus tetap dijalankan. Disaat tertentu perlu juga ada razia.
"Contoh razia orang malam-malam minum-minuman keras yang berlebihan, minum cap tikus sudah berlebihan, nah itu tentu perlu dirazia karena ketika seseorang itu sudah minum berlebihan dan mabuk maka gampang sekali terjadi perkelahian nah ini tentu harus diperhatikan di Provinsi Sulut," ucap Juru Bicara Partai Perindo itu.
Menjelang Pemilu 2024 ini Yerry mengajak untuk menciptakan situasi dan kondisi yang kondusif untuk 15 Kabupaten Kota di Sulawesi Utara sehingga pemilu bisa berjalan lancar dan tentu siapapun yang memenangkan pemilu itu suara rakyat, mayoritas rakyat, tulah yang nanti akan akan menentukan.
"Vox populi, vox dei, salah satu ungkapan dalam politik, suara rakyat adalah suara Tuhan, tapi kita tidak melihat nanti hasilnya tapi proses kearah Pemilu itulah yang harus kita gumuli bersama, menjadi tanggung jawab kita bersama supaya tercipta situasi yang kondisi menjelang Pemilu ini," pungkas Caleg DPR RI dapil Sulawesi Utara nomor urut 1 itu.
Editor : Subhan Sabu
Artikel Terkait