Kisah Bidara Cina, Tempat Pembantaian Ribuan Orang di Batavia

Abdullah M Surjaya
Kawasan Bidara Cina di Jatinegara, Jakarta Timur pada tahun 1800. (Foto/Istimewa/Jakartakita)

JAKARTA, iNews.id – Bidara Cina merupakan salah satu tempat bersejarah di Indonesia. Sejarah Bidara Cina pun dikemas sedemikian rupa dengan menitikberatkan pada kejadian nyata dimasa lampau.

Bidara Cina, sebuah kawasan di Kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur, yang akan berubah menjadi kampung terapung bila musim penghujan tiba. Kenapa bisa dinamakan Bidara Cina? Dalam buku ‘Asal-Usul Nama Tempat di Jakarta’ yang ditulis pengamat sejarah Rachmat Ruchiat menyebutkan penamaan Bidara Cina dilatarbelakangi oleh peristiwa terjadinya pemberontakan orang- orang Cina di Batavia dan sekitarnya terhadap Kompeni tahun 1740. Ribuan orang mati terbunuh bermandikan darah.

Peristiwa tersebut diantaranya terjadi di tempat yang kemudian disebut Bidara Cina.

Informasi tersebut tidak mustahil mengandung kebenaran walaupun mengundang beberapa pertanyaan, mengapa hanya dikawasan itu disebut Bidara Cina? Apakah karena disana banyak orang Cina mati bermandikan darah?.

Padahal peristiwa pembunuhan itu konon terjadi di pelosok Kota Batavia dan sekitarnya. Kenapa tidak disebut Cina berdarah sesuai dengan kaidah bahasa melayu.

Perkiraan lainnya, adalah asal nama kawasan tersebut berasal dari pohon bidara yang ditanam oleh orang Cina di situ. Bidara, atau nama lainya Zizyphus Jujuba Lam, termasuk famili Rhanase yang merupakan pohon yang kayunya cukup baik untuk bahan bangunan. Namun, terdapat keterangan tentang adanya seorang Cina yang mengikat kontrak dan aktanya yang dibuat oleh Notaris Reguleth tertanggal 9 Oktober 1684 untuk menanami kawasan sekitar Benteng Noordwijk dengan pohon buah-buahan termasuk bidara.

”Sangat besar kemungkinan orang Cina tersebut menanam bidara di tempat yang kini dikenal dengan sebutan Bidara Cina,” kata Pengamat Sejarah Rachmat Ruchiat dalam bukunya dikutip SINDOnews.

Sumber lainnya menyebutkan beberapa abad silam kampung ini merupakan daerah resapan air. Kali Ciliwung yang airnya jernih, menjadi tempat hilir mudik perahu-perahu saudagar Cina dari Depok maupun Bogor.

Mereka menambatkan perahu-perahunya di daerah ini untuk melanjutkan berjalan kaki ke kawasan Mester, kini Jatinegara. Sayangnya, keramaian di bantaran kali Ciliwung ini tidak berimbas pada perbaikan kehidupan warga setempat. Akibatnya, angka kriminalitas pun mulai mengalami peningkatan.

Perampokan dan pembunuhan terhadap pedagang Cina nyaris terjadi setiap hari. Dari insiden-insiden Cina berdarah inilah, konon nama Bidara Cina berasal.

Sumber lain menyebutkan, kampung Bidara Cina muncul setelah pembantaian ribuan warga Cina di Batavia pada 1740. Banyak warga Cina yang lari ke hutan-hutan, termasuk hutan di kawasan selatan Mester.

Pada kisah ini, warga juga menyebut Bidara Cina sebagai daerah Cina Berdarah. Namun, seorang peneliti sejarah asal Jerman Adolf Heuken tidak sependapat degan kisah pembantaian etnis Cina sebagai cikal bakal kampung Bidaracina.

Namun kisah itu hanya dongeng belaka dan Bidara Cina justru erat kaitannya dengan dengan pohon bidara. Pohon itu ditanam di kawasan benteng Noordwijk (Pasar Baru). Saking banyaknya orang Cina menanam pohon bidara di selatan Mester, disebutlah kawasan itu Bidara Cina.

 

Editor : Fabyan Ilat

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network