JAKARTA, iNews.id - Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), faktor keturunan dan yang berhubungan dengan gaya hidup bisa menjadi penyebab kolesterol tinggi. Hal ini penting untuk diketahui agar bisa mencegahnya.
Kolesterol tinggi merupakan kondisi yang terjadi ketika kadar kolesterol dalam darah Anda cukup tinggi sehingga dapat menyebabkan masalah kesehatan, seperti penyakit jantung dan stroke.
Dikenal juga sebagai hiperlipidemia, kolesterol tinggi tidak menyebabkan rasa sakit dan tidak menimbulkan gejala apapun sampai seseorang mengembangkan penyakit jantung yang parah.
Diproduksi oleh hati, kolesterol adalah zat lemak padat yang ditemukan di setiap sel tubuh, dan dianggap penting untuk banyak fungsi penunjang kehidupan. Ini membantu tubuh membuat hormon dan vitamin D, dan juga ditemukan dalam senyawa yang dibuat tubuh untuk membantu mencerna makanan, seperti empedu.
Dilansir dari Everyday Health, berikut ini penyebab kolesterol tinggi yang harus Anda ketahui.
1. Keturunan
Memiliki riwayat keluarga dengan kolesterol tinggi atau penyakit jantung berarti Anda lebih mungkin memiliki kolesterol tinggi. Meskipun relatif jarang, beberapa orang juga membawa kondisi genetik yang disebut hiperkolesterolemia familial, yang menyebabkan kolesterol jahat sangat tinggi pada usia muda. Jika tidak diobati, dapat menyebabkan penyakit arteri koroner dan serangan jantung dini.
2. Usia
Karena perubahan metabolisme yang berkaitan dengan usia, termasuk bagaimana hati menghilangkan kolesterol jahat dari darah, risiko kolesterol tinggi setiap orang meningkat seiring bertambahnya usia.
3. Jenis Kelamin
Wanita di atas 55 tahun atau yang telah menopause cenderung memiliki kadar kolesterol jahat lebih rendah daripada pria. Secara umum, pria cenderung memiliki kadar kolesterol baik lebih tinggi daripada wanita.
4. Makanan
Makan makanan tinggi kolesterol, lemak jenuh dan lemak trans diketahui berkontribusi terhadap kadar kolesterol tinggi. Sebagian besar produk susu hewani dan penuh lemak, dan minyak tertentu yang padat pada suhu kamar, mengandung lemak jenuh tingkat tinggi.
5. Kurang Olahraga
Sedikit atau tidak ada olahraga dalam kehidupan sehari-hari dapat menurunkan kolesterol baik yang dapat mempersulit tubuh untuk membersihkan kolesterol jahat di arteri. Olahraga tingkat sedang hingga intens dapat meningkatkan kadar kolesterol baik dan mengurangi ukuran partikel kolesterol jahat, sehingga tidak terlalu berbahaya.
6. Merokok
Merokok dapat merusak pembuluh darah dan menurunkan kolesterol baik, yang pada tingkat normal melindungi terhadap penyakit jantung, terutama pada wanita. Tidak ada bukti konklusif yang menunjukkan bahwa merokok meningkatkan kolesterol jahat, tetapi hal itu menciptakan lingkungan arteri yang mendorong penumpukan plak lemak.
7. Kegemukan
Obesitas atau kegemukan terkait dengan kadar trigliserida, kolesterol baik, dan kolesterol jahat yang lebih tinggi. Meskipun orang yang dianggap obesitas memiliki peningkatan risiko kolesterol tinggi, orang yang tidak kelebihan berat badan juga dapat terkena kolesterol tinggi.
8. Diabetes Tipe 2
Diabetes tipe 2 merupakan kondisi kronis lain yang sensitif terhadap faktor gaya hidup, berat badan, dan metabolisme. Kondisi ini juga dikaitkan dengan kolesterol baik yang rendah dan kolesterol jahat yang tinggi. Menurut sebuah penelitian, alasan untuk hubungan ini hanya sebagian dipahami, tetapi perubahan dalam metabolisme insulin dan peradangan secara keseluruhan menjadi faktor penyebabnya.
Terlepas dari riwayat keluarga atau riwayat penyakit jantung sebelumnya, Anda dapat mencegah kolesterol tinggi dengan makan makanan yang sehat, olahraga secara teratur, dan berhenti merokok. Mempertahankan berat badan normal dan membatasi asupan alkohol juga dapat membantu.
Memantau kadar kolesterol secara teratur juga dapat membantu mencegah kolesterol menjadi terlalu tinggi atau rendah. Secara umum, orang dewasa yang sehat harus memeriksa kolesterol setiap empat sampai enam tahun, tetapi dokter mungkin meminta untuk memeriksa kolesterol lebih sering tergantung pada usia, kesehatan secara keseluruhan, dan faktor risiko lainnya.
Editor : Norman Octavianus
Artikel Terkait