Tetapi karena letaknya yang strategis, benteng ini kemudian menjadi pusat penaklukan Portugis ke wilayah Minahasa lainnya.
Ketika masih utuh, benteng ini dilengkapi dengan senjata meriam yang menghadap langsung ke arah Teluk Amurang.
Terdapat pula beberapa bangunan pelengkapnya, seperti barak, gudang, fasilitas militer bahkan sebuah kapel (gereja kecil).
Pada tahun 1700-an, bangsa Belanda menguasai benteng ini dan kehadiran mereka banyak mempengaruhi sejarah orang Minahasa. Pada tahun 1943 saat Perang Dunia II, benteng ini diserang oleh tentara sekutu, sehingga menyisakan apa yang bisa dilihat saat ini.
Editor : Norman Octavianus
Artikel Terkait