MANADO, iNewsManado.com - Bom bunuh diri di Indonesia kembali menghentak dunia setelah peristiwa di Polsek Astanaanyar, Kecamatan Astana Anyar, Kota Bandung, Rabu (7/12/2022).
Kasus bom bunuh diri di Polsek Astana Anyar jadi peristiwa bom bunuh diri di Indonesia yang ke 12 dalam sejarah bangsa ini.
Bom bunuh diri di Indonesia terjadi atas perbuatan sejumlah kelompok teroris. Penyerangan dilakukan dalam berbagai motif.
Parahnya lagi, rumah ibadah gereja dan kantor polisi paling sering diserang organisasi teroris yang beraktivitas di Indonesia. Di Indonesia sendiri, sejumlah aksi bom bunuh diri diklaim dilakukan organisasi teroris yang terafiliasi Al Qaedah dan ISIS. Serangan bom bunuh diri diduga adalah taktik teroris menyerang target negara barat di Indonesia.
Dilansir berbagai sumber, awalnya taktik bom bunuh diri itu dilakukan oleh kalangan militer dalam berperang. Menurut Robert Pape, direktur Proyek Chicago tentang terorisme bunuh diri dan pakar tentang bom bunuh diri, 95% dari serangan-serangan itu di waktu-waktu belakangan ini mempunyai tujuan strategis spesifik yang sama: memaksa negara yang menduduki untuk menarik pasukan-pasukannya dari sebuah wilayah yang diperebutkan.
Namun, beberapa tahun belakangan sejumlah organisasi teroris menggunakan taktik ini untuk melakukan aksi teror bagi masyarakat maupun pemerintah dan pihak yang jadi sasaran teror.
Lalu mengapa gereja dan kantor polisi paling sering di bom? Sejumlah informasi menyebutkan, organisasi teroris khususnya ISIS membom gereja karena menyamakan gereja sebagai media negara barat. Sehingga gereja jadi sasaran untuk di bom. Sementara, institusi Polri oleh organisasi teroris dijadikan sebuah simbol kebencian karena sering menyerang, menangkap kelompok-kelompok mereka di Indonesia. Sehingga, kantor polisi jadi sasaran empuk untuk di bom.
Di bawah ini kasus bom bunuh diri di Indonesia yang dirangkum iNewsManado.com, Kamis (8/12/2022) :
Editor : Fabyan Ilat
Artikel Terkait