Santapan Rohani: Sia-sianya Kekayaan

Norman Octavianus
Santapan Rohani membahas soal jatuhnya Babel. Ilustrasi/istimewa

MANADO, iNewsManado.com - Santapan Rohani Rabu (12/10/2022) membahas pembacaan Alkitab dalam Kitab Perjanjian Baru Wahyu 18: 1-20 yang diberi judul Jatuhnya Babel

Sia-sianya kekayaan dalam konteks pembahasan pada santapan Rohani ini diulas dari pembacaan Alkitab tersebut. 

Berapa lama kekayaan akan dapat "memelihara" pemiliknya? Kekayaan sering kali dilihat sebagai kelebihan yang dimiliki oleh seseorang. Kitab Wahyu mengidentifikasi Babel sebagai musuh Allah, lambang kebesaran, kekuatan, dan kekayaan yang dimiliki dunia (2-3). Namun, semua itu dibinasakan oleh api penghakiman dari Tuhan hanya dalam sekejap (10, 16).

Babel dibinasakan karena di sana terjadi korupsi, kekejaman, dan percabulan rohani atau penyembahan berhala (11-13). Babel, yang memiliki semua kemewahan dan kemegahan duniawi, tidak dapat mempertahankan keberhasilan mereka karena mereka tidak menyerahkan diri mereka kepada Tuhan (8). Ketika kekayaan dan kemewahan menjadi sembahan yang utama, maka muncullah sikap tidak menghargai kehidupan sebagai sesuatu yang perlu dipertanggungjawabkan kepada Tuhan Allah.

Setiap keberhasilan dan pencapaian manusia berasal dari Tuhan. Dan, dosa adalah penolakan terhadap keberadaan dan kekuasaan Tuhan. Kemewahan dan kemegahan kekayaan dapat menyilaukan dan bahkan membutakan mata rohani kita sebagai manusia. Itulah titik di mana kita perlu bertobat, supaya kita dapat diarahkan kembali kepada jalan kehidupan yang menjadi tujuan semula penciptaan manusia, yaitu seturut gambar dan rupa Allah.

Kekuasaan atas semesta yang diberikan Allah kepada manusia merupakan sarana kita untuk memuliakan Allah, cara membangun dan mengelola ciptaan sebagai dunia kepunyaan Allah. Manusia membutuhkan Allah untuk menuntun dan mengarahkan hidupnya supaya diperkenan oleh-Nya.

Kitab Wahyu memberikan kepada kita rangkuman kehidupan yang memuliakan Tuhan, serta akibat yang akan dialami oleh mereka yang menjauhkan diri dari Tuhan. Kristus Yesus menegaskan, "Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa." (lih. Yoh 15:5).

 

Editor : Fabyan Ilat

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network