Sejumlah gejala tersebut menandakan kondisi DSS atau Dengue Shock Syndrome yang merupakan komplikasi demam berdarah. Jika tidak segera dilakukan penanganan, maka gangguan fungsi organ tubuh yang berujung pada kematian bisa saja terjadi.
Hingga kini belum ada pengobatan spesifik untuk mengatasi demam berdarah. Langkah pengobatan dilakukan untuk mengatasi gejala yang muncul, serta mencegah infeksi virus semakin parah. Berikut ini beberapa upaya yang dapat dilakukan:
-Cegah dehidrasi dengan banyak minum air putih.
-Mencukupi waktu istirahat.
-Konsumsi obat penurun panas yang relatif aman dan dianjurkan dokter;
-Menghindari konsumsi obat-obatan pereda nyeri. Hal ini dikarenakan obat-obatan tersebut dapat menimbulkan komplikasi perdarahan.
-Pantau frekuensi buang air kecil dan jumlah urine yang keluar.
Terdapat berbagai upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah demam berdarah, yaitu:
-Anak usia 9–16 tahun seharusnya divaksinasi dengue, sebanyak 3 kali dengan jarak 6 bulan;
-Memberantas sarang nyamuk yang dilakukan dalam dua kali pengasapan insektisida atau fogging dengan jarak 1 minggu;
-Menguras tempat penampungan air, seperti bak mandi, minimal setiap minggu;
-Menutup rapat tempat penampungan air;
-Melakukan daur ulang barang yang berpotensi menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti;
-Mengatur cahaya yang cukup di dalam rumah;
-Memasang kawat anti nyamuk di ventilasi rumah;
-Menaburkan bubuk larvasida (abate) pada penampungan air yang sulit dikuras;
-Menggunakan kelambu saat tidur;
-Menanam tumbuhan pengusir nyamuk;
-Menghentikan kebiasaan menggantung pakaian;
-Menghindari wilayah daerah yang rentan terjadi infeksi;
-Mengenakan pakaian yang longgar; dan
-Menggunakan krim anti-nyamuk yang mengandung N-diethylmetatoluamide (DEET), tetapi jangan gunakan DEET pada anak di bawah 2 tahun.
Jika sudah melakukan pencegahan, tetapi demam berdarah masih menyerang dan mengganggu aktivitas sehari-hari, segera kunjungi dokter di rumah sakit untuk memeriksakan diri. Penanganan sedini mungkin akan membantu mencegah munculnya gejala lebih parah yang dapat berujung pada kematian.
Editor : Fabyan Ilat
Artikel Terkait