MINSEL, iNews.id – Wilayah Tompasobaru di Minahasa Selatan, merupakan salah satu tempat yang berada di daerah pegunungan. Di wilayah ini, selain terkenal dengan hasil pertanian warga, juga merupakan wilayah rawan konflik antar kampong (Tarkam) terparah di Sulawesi Utara.
Tompasobaru merupakan wilayah yang populer dan menjadi wilayah terawan di tahun 90an. Sejumlah Tarkam merebak di beberapa desa dan kecamatan terdekat, bukan saja kerusakan rumah dan korban jiwa berjatuhan. Bahkan hingga saat ini, kondusifitas wilayah tersebut dinilai tidak stabil karena potensi konflik bisa terjadi kapan saja. Beberapa pemicu konflik, diantaranya; mabuk, ugal-ugalan di pusat keramaian atau di jalanan, balas dendam dan perbuatan mengejek adalah beberapa pemicu. Bahkan, sadisnya lagi penggunaan alat dalam Tarkam sangat mengerikan. Para pelaku Tarkam di wilayah ini biasanya menggunakan parang, tombak, samurai, panah wayer dan senapan angin. Dengan semua itu, Tompasobaru dinilai wilayah rawan, tanpa mengenyampingkan konflik Tarkam di wilayah Dumoga Raya, namun Tarkam di Tompasobaru memiliki nilai tertinggi dalam kategori Tarkam tersadis.
Antisipasi pecahnya Tarkam terus diantisipasi polisi. Senin (08/11/2021) malam, puluhan personel gabungan piket fungsi dan peleton siaga Polres Minahasa Selatan melaksanakan tugas penjagaan, patroli dan pengamanan di wilayah Kecamatan Tompasobaru dan Kecamatan Maesaan.
Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi adanya konflik perkelahian antar kelompok (tarpok) warga yang pada beberapa hari lalu sempat terjadi.
“Status BKO atau Bawah Kendali Operasi, dimana personel Polres Minsel memback-up tugas pengamanan di wilayah Polsek Tompasobaru untuk menjaga stabilitas Kamtibmas, menyusul sempat terjadinya tarpok pada beberapa waktu yang lalu,” ungkap Piket Pawas Iptu Robby Tangkere, yang memimpin tugas BKO bersama anggota Koramil TNI, personel Polres Minsel melaksanakan patroli di sejumlah desa di wilayah Kecamatan Tompasobaru dan Kecamatan Maesaan, khususnya yang disinyalir memiliki kerawanan gangguan Kamtibmas.
“Kami juga melibatkan tokoh agama, tokoh masyarakat serta tokoh pemuda untuk sama-sama melakukan upaya preventif, menyampaikan himbauan agar tetap menjaga stabilitas Kamtibmas, mengedepankan komunikasi dalam pemecahan permasalahan. Selain itu, disampaikan kepada warga bahwa pihak kepolisian akan mengambil tindakan tegas terhadap setiap perbuatan melawan hukum, sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku,” tambah mantan Kapolsek Tompasobaru ini.
Terpantau, hingga Selasa pagi situasi di Kecamatan Tompasobaru dan Kecamatan Maesaan, Kabupaten Minahasa Selatan masih dalam kondisi aman dan kondusif.
Editor : Fabyan Ilat
Artikel Terkait