Setelah musim ini, kiprah Persma melorot. Setelah bertengger di papan tengah musim 1999-2000, mereka akhirnya terdegrasi pada musim 2001 bersama Persijap Jepara dan Putra Samarinda. Persma kembali bangkit dengan kembali ke kasta tertinggi pada musim 2007. Bersama dua klub asal Sulawesi Utara lainnya, Persibom dan Persmin, Persma menggoyang hegemoni PSM di Pulau Sulawesi. Tapi, langkah Persma kembali terhenti. Seperti Persibom, Persma gagal menembus Liga Super Indonesia musim 2008. Ironisnya, Persmin yang sejatinya lolos tak jadi berkiprah karena tak lolos verifikasi Badan Liga Indonesia.
(foto istimewa)
Persmin Minahasa
Klub ini bermarkas di Tondano, Minahasa dengan Stadion Maesa. Persmin adalah singkatan dari Persatuan Sepakbola Minahasa. Bupati Minahasa saat itu Vreeke Runtu yang disokong Manajer tim Ricky Pontoh mengangkat pamor Persmin Minahasa. Joko Malis sempat mengantar Persmin tampil pada semifinal 2006 dan meraih trofi Tim Fairplay. Saat itu, sepak bola Indonesia mengizinkan kota/kabupaten menggelontorkan dana APBD untuk klub lokal. Tak pelak lagi, daerah yang memiliki Bupati/Walikota gila bola pun bersaing melambungkan pamor klub masing-masing.
Namun, sayang sepak terjang Persmin terhenti pada 2008. Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia mulai melarang penggunaaan APBD untuk kompetisi sepak bola profesional.
Editor : Fabyan Ilat
Artikel Terkait