“Maka dari itu, tim kami melakukan penelitian dan menemukan bahwa terdapat sapi Friesian Holsten (FH) Indonesia yang dapat memproduksi susu varian A2 dan siap untuk dikembangkan sebagai sapi penghasil susu ramah sistem pencernaan,” tuturnya melansir laman resmi UNS di uns.ac.id, Sabtu (30/10/2021).
Tim PKM RE UNS menganalisis gen beta kasein pada 12 ekor sapi perah Friesien Holstein (FH) Indonesia. Mereka menemukan titik mutasi pada ekson 7 gen beta kasein menggunakan teknik DNA sequencing.
Mutasi tersebut menyebabkan perubahan adenin menjadi sitosin sehingga merubah susunan asam amino gen beta kasein (CSN2) dari histidin menjadi prolin.
Temuan ini menunjukkan bahwa sebagian besar sapi perah FH Indonesia membawa alel varian A1 sebesar 0,417 (41,7%) sehingga kemungkinan menyebabkan gangguan pencernaan cukup tinggi. Penelitian ini juga menemukan 33% sapi FH Indonesia yang menghasilkan susu varian A2 yang sangat ramah terhadap penderita intoleransi laktosa. Susu varian A2 yang tidak mengandung senyawa BCM-7 sehingga tidak menyebabkan gangguan saluran pencernaan seperti diare.
Temuan penelitian ini dapat dijadikan sebagai dasar faktual untuk perbaikan mutu genetik sapi FH Indonesia yang mampu menghasilkan susu varian A2 ramah saluran pencernaan.
Peternak sapi perah, industri, hingga pemerintah juga dapat memanfaatkan hasil riset ini dalam mengembangkan sapi FH guna menghasilkan susu varian A2.
Beragam manfaat telah diproyeksikan seperti penekanan kasus intoleransi laktosa, kegemaran masyarakat dalam minum susu yang meningkat, dan asupan gizi tercukupi. Kondisi ini tentu berdampak baik pula dalam mempertahankan imunitas tubuh, terutama di masa pandemi seperti sekarang ini.
Editor : Fabyan Ilat