JAKARTA, iNews.id – Pihak Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika ( BMKG ) telah mengeluarkan rilis di bulan Oktober terkait fenomena La Nina di wilayah Indonesia. Hal ini dikatakan Kepala BMKG , Dwikorita Karnawati, dalam Rakornas BMKG, Jumat (29/10/2021).
Rilis ini didasarkan pada hasil monitoring atau deteksi dini pada suhu permukaan laut di Samudra Pasifik ekuator. Telah melewati ambang batas yaitu mengalami anomali pendinginan sebesar minus 0,63 pada dasarian ketiga September 2021 yang lalu.
Saat ini masih bertahan di angka 0,3 tersebut di bulan Oktober ini. "Oleh karena itu kami menyampaikan prediksi bahwa La Nina mulai terjadi di wilayah Indonesia terutama dengan intensitas lemah sampai moderat atau pertengahan," ungkap Dwikorita dalam Rakornas BMKG, Jumat (29/10/2021).
Bahkan, Dwikorita mengatakan, saat ini pihaknya telah mendapatkan perkembangan suhu muka laut di Samudra Pasifik ekuator semakin mendingin lagi yang saat ini anomalinya sudah mencapai minus 0,92 yang tadinya baru minus 0,63 yang mengindikasi penguatan intensitas.
"Artinya apabila mencapai 1 itu artinya sudah mulai terjadi La Nina dengan intensitas moderat. Artinya penguatan ini semakin meningkat," ucapnya.
Dengan data tersebut, Dwikorita mengingatkan berkaca dari La Nina tahun lalu, pada bulan November ini akan terjadi peningkatan curah hujan bulanan sekitar 70-100%.
"Berdasarkan data tahun lalu yang diprediksi akan yang serupa, bahwa di bulan November ini diprediksi akan mengakibatkan peningkatan curah hujan bulanan 70%, sebesar 70% bahkan dapat mencapai 100% di bulan November," jelasnya.
Dwikorita mengatakan, curah hujan tinggi ini terlihat merata di Pulau Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat. Dan cukup merata di Nusa Tenggara Timur, tapi terutama di seluruh wilayah Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat.
"Dan juga secara sporadis di wilayah Sumatera kemudian di Kalimantan Selatan Kalimantan Barat dan juga di Sulawesi Selatan dan juga di Maluku Utara," paparnya.
"Nah, ini mohon perhatian intensitas curah hujan dapat mencapai lebih dari 70% dari normalnya. Kurang lebih seperti tahun lalu. Yang kami sebut normal adalah curah hujan rata-rata sejak tahun 1980 sampai tahun 2010, itu rata-ratanya ini diset sebagai dikategorikan itu curah hujan bulanan dengan normal," tutupnya.
Editor : Fabyan Ilat
Artikel Terkait