7 Petinju Sulut Legendaris di Indonesia, Nomor 4 Ikut Olimpiade Athena 2004

Fabyan Ilat
Juan Abas, petinju Sulut saat meluapkan kegembiraan usai menang di partai Final Tinju Putra 46 Kg di PON XX Papua. (istimewa)

MANADO, iNews.id – Petinju Sulut berhasil meraih 3 medali di ajang PON XX Papua 2020. Adalah Juan Abas (46 Kg) dan Ferrand Papendang (64 Kg) yang menyumbang emas dan Toar Sompotan (81 Kg) menyumbang perak bagi kontingen Sulawesi Utara, Rabu (13/10/2021). Catatan prestasi itu, seakan menahbiskan Sulawesi Utara sebagai salah satu provinsi dengan gudang petinju di Indonesia. Berikut daftar Petinju Sulut legendaris di Indonesia yang dikenal masyarakat Indonesia dirangkum dari berbagai sumber:


1. Boy Kelung. (istimewa)

Petinju Sulut ini lahir pada 16 Juli 1960 di Kota Bitung, Sulawesi Utara.  Kelung belajar tinju di Panther Boxing Camp Manado. Tahun 1984 Boy Kelung mulai bergabung dengan sasana tinju terkenal ketika itu di Jakarta, yaitu Benteng AMI/ASMI Pulomas, Jakarta Timur. Di amatir Boy bertanding di kelas bantam dan harus bersaing ketat dengan sejumlah petinju top kelas bantam lainnya yang ada di Benteng AMI/ASMI. Boy sempat mengikuti pertandingan di Bitung, Jakarta, dan kota lainnya. Pada tahun 1986 Boy Kelung memilih tinju pro. Ia bertanding di kelas bulu yunior.  Di tinju pro, Boy kelung sempat terikat kontrak untuk kejuaraan Indonesia kelas bulu yunior melawan Nurhuda (Javanoea Malang) di Senayan dengan promotor Tinton Soeprapto 1987, melawan Robby Rahangmetan (Pirih Boxing Camp Surabaya) di Stadion Singaperbangsa Karawang dengan promotor Indragiri 1989, melawan Monod Arema Malang di Stadion 17 Mei Banjarmasin dengan promotor Eddy Rumpoko 1989. Boy Kelung gagal memenangkan partai kejuaraan Indonesia.

Di tinju Pro, Boy Kelung dikenal sebagai fighter sejati. Penampilannya selalu memuaskan penonton. Pukulan kananya cukup keras, tetapi dia tidak memiliki dagu yang kuat. Dalam tinju pro, Boy dikenal sebagai seorang dagu kaca.

BACA JUGA: Prabowo-Puan 2024 Mengerucut, Olly Dondokambey-Steven Kandouw Punya Andil


2. Adrianus Taroreh semasa hidup. (istimewa)

Petinju profesional kelahiran Manado 3 Agustus 1966.  15 April 1994, Joppy, nama panggilan Adrianus Taroreh, memperoleh kesempatan emas saat menantang petinju Rusia Orzubek Nazarov di Jepang guna merebut sabuk juara kelas ringan WBA yang melilit di pinggang Nazarov. Sayang, impian Joppy dan impian jutaan penggemar tinju Indonesia buyar setelah Joppi dikandaskan KO ronde ke-4 oleh Nazarov. Sebelum terjun ke tinju profesional, Petinju Sulut legendaris Adrianus Taroreh adalah petinju amatir yang berprestasi, dengan prestasi puncak memperoleh medali perak kelas bulu di Asian Games X tahun 1986 di Seoul, Korea Selatan. Sebelum mengakhiri kariernya, Joppi memiliki rekor 13 kali bertanding, 12 menang (3 dengan KO) dan 1 kali kalah.

Editor : Fabyan Ilat

Halaman Selanjutnya
Halaman : 1 2 3

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network