Berkat bantuan dari Pertamina juga produknya makin dikenal bukan hanya di Indonesia saja tapi sampai ke Mancanegara. Dari awalnya hanya di pasar lokal Sulawesi Utara, dia mulai menerima pesanan dari, Papua, Ambon, dan Kalimantan Timur. Produknya juga samapai ke Belanda, Jerman dan Amerika.
Dia juga bisa berinovasi dengan membuat produk-produk baru. Sekira 70 item produk yang dia hasilkan, mulai dari gantungan kunci, papan nama, miniatur rumah adat, hingga miniatur perahu.
Dia juga bisa memberdayakan tenaga kerja di sekitar tempat tinggalnya di Desa Watutumou II, Kecamatan Kalawat, Kabupaten Minahasa Utara, mulai dari remaja yang masih sekolah, tukang ojek, hingga ibu rumah tangga yang dibayar sesuai dengan berapa banyak produk yang dibuat.
Bahkan dia juga turut berbagi pengetahuan dan memberikan pelatihan di beberapa desa di Likupang, Minahasa Utara hingga di beberapa sekolah kejuruan, baik teknik ukiran batok kelapa maupun kerajinan tangan lainnya.
Semenjak jadi UMKM binaan Pertamina, usaha Klabat Craftnya kian maju, dia bisa menyekolahkan tiga anaknya ke jenjang tinggi. Anak tertuanya sedang menempuh pendidikan di Universitas Sam ratulangi Manado, anak keduanya sedang menempuh pendidikan calon Bintara Polri dan anak bungsu baru lulus SMA.
Remaja yang turut di berdayakan diu UMKM Klabat Craft (Foto iNewsManado/Subhan)
"Yang pasti anak-anak saya terbantu dengan adanya bantuan dari Pertamina. Dampaknya ke mereka bertiga, mereka biaya kuliah juga terbantu," ujar pria yang sejak enam tahun lalu ditinggal istri menghadap sang pencipta.
Editor : Subhan Sabu